KEDIRI (RadarJatim.id) — Dugaan pembuangan limbah kotoran ayam oleh sebuah rumah pemotongan hewan (RPH) kembali memicu kekhawatiran warga di sepanjang aliran Sungai Harinjing, Kabupaten Kediri. Limbah yang disebut mengalir langsung ke sungai itu menimbulkan bau menyengat, mencemari lingkungan, dan meresahkan warga yang tinggal di dua desa berbeda.
Warga Dusun Gedangsewu, Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, menjadi salah satu pihak yang paling terdampak atas pencemaran tersebut. Seperti diungkapkan salah satu warganya, Sudjianto (49). Ia mengatakan, bau anyir bercampur kotoran ayam kerap muncul saat RPH itu sedang beroperasi. Menurutnya, kondisi tersebut sudah lama terjadi dan semakin mengganggu aktivitas warga.
“Baunya sangat menusuk hidung, seperti darah bercampur kotoran. Hampir tiap hari terasa,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Aliran Sungai Harinjing membawa limbah tersebut hingga ke Dusun Ngeblek, Desa Pelem, Kecamatan Pare, yang merupakan muara sungai. Warga di wilayah itu juga mengaku terdampak, terutama saat cuaca panas atau air sungai mulai surut.
Warga menduga, pencemaran semakin parah karena RPH tersebut tidak dilengkapi instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Akibatnya, tidak ada proses penyaringan sebelum limbah cair itu dialirkan ke sungai.
“IPAL tidak ada, jadi langsung dibuang ke aliran sungai,” kata Sudjianto.
Keluhan warga terkait pencemaran ini sebenarnya sudah berulang kali disampaikan kepada aparat setempat. Seorang pemuda yang tinggal di sekitar RPH menuturkan, bahwa warga telah beberapa kali melapor ke ketua RT dan RW. Namun, hingga kini belum ada upaya tindak lanjutnya.
“Sudah berkali-kali dilaporkan, tapi tidak digubris. Warga merasa seperti dibiarkan,” ujarnya.
Meski kondisi air sungai tercemar, Sungai Harinjing masih menjadi lokasi favorit bagi sebagian pemancing dari luar kecamatan. Fajar (28), seorang pemancing mengatakan, banyak ikan justru berkumpul di area pembuangan limbah, diduga karena tertarik pada sisa kotoran ayam yang terbawa aliran sungai.
“Ikan-ikannya banyak berkumpul. Mereka makan limbah ayam itu, jadi mudah dipancing,” katanya.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah desa maupun dinas terkait mengenai dugaan pencemaran lingkungan ini. Warga berharap pemerintah desa maupun Dinas Lingkungan Hidup segera turun tangan untuk menindaklanjuti dugaan pencemaran ini. Mereka khawatir kondisi sungai akan semakin parah jika pembuangan limbah terus dibiarkan tanpa pengawasan. (rul)







