BANTUL (RadarJatim.id) — Bidang kesehatan merupakan salah satu indikator program pemerintah menuju Indonesia Emas 2024, termasuk juga gencar dalam penanganan pencegahan kasus stunting. Seperti yang telah dilakukan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), pada (6/2/2024) di Pendopo IKS, Srimulyo, Kec. Piyungan, Kabupaten Bantul.
Yaitu melaksanakan Sosialisasi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana atau yang sering disebut dengan Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Kegiatan yang mengundang ratusan warga, terdiri dari ibu-ibu para Kader KB, Kader PKK, Kader Lansia serta ibu rumah tangga tersebut, prosesi pembukannya oleh Anggota Komisi II DPR RI, Ir. Ibnu Muhmud Billaludin, dan dihadiri pula oleh perwakilan BKKBN Pusat Afif Miftahul Majid, S.Sos M.Si juga perwakilan DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan dan Keluarga Berencana) Kabupaten Bantul dr. Abednego Dani Nugroho yang disambut langsung oleh tuan rumah, Damba Aktivis (Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bantul).
Berdasarkan survei status gizi Indonesia, angka prevalensi stunting di Wilayah Bantul pada tahun 2021 adalah 19,1 persen. Tahun 2022 angka tersebut terus melandai pada 14,9 persen. Di tahun 2024 ini ditargetkan terus menurun minimal diangka 14 persen.

“Oleh sebab itu, kami terus bergerak mengajak masyarakat untuk mencegah jangan sampai angka stunting meningkat. Kita gerak bersama-sama berupaya dan berusahan menurunkan. Agar program pemerintah menuju Indonesia Emas 2045 bisa terwujud,” ajak Ibnu Mahmud.
Sementara itu, pihak DP3AKB Bantul juga mempunyai program percepatan penurunan angka stunting. “Jadi kita harus menurunkan terus angka stunting, dengan harapan bisa mencapai titik zero, sehingga tidak ada kasus di seluruh wilayah Bantul,” harap Abednego.
Ia jelaskan, untuk percepatan penurunan angka stunting, program inovasi Bantul Berunding telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Melalui program Bantul Berunding keterlibatan berbagai stakeholder antara lain peran pemerintah, swasta dan dunia usaha untuk percepatan penurunan stunting.
“Bantul Berunding merupakan sebuah sinergi kolaborasi stakeholder, Kader Tim Pendamping Keluarga Puskesmas dan masyarakat,” jelasnya.(hum.mad)







