SIDOARJO (RadarJatim.id) — Program menurunkan angka stunting terus digencarkan oleh pemerintah. Namun di wilayah Sidoarjo ternyata mengalami kenaikan, dari 14,8 persen naik menjadi 16,1 persen. Sehingga warga Sidoarjo harus lebih bekerja lebih keras lagi untuk menurunkan angka stunting.
Oleh karena itu, Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P mengajak seluruh warga Sidoarjo untuk bekerja lebih giat lagi, agar angka stunting di Sidoarjo bisa mencapai angka ideal seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Ajakan tersebut disampaikan Arzeti Bilbina, saat membuka Sosialisasi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), Minggu (27/8/2023) siang, di Aula Kantor PCNU Kabupaten Sidoarjo.
Adapun pemateri dalam acara tersebut, adalah Wardah P, S.Sos M.Si selaku Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN Pusat, Waluyo Ajeng Lukitowati, S.St MM sekalu Pembina Program Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, juga Rachmad Satrijawan, M.HP Kabid KB dari Dinas P3A KB Sidoarjo.
Dengan menghadirkan ratusan warga NU, Fatayat dan Muslimat NU serta beberapa anggota dan pengurus PC NU Sidoarjo hingga dari wilayah Jabon juga hadir. Termasuk sambutan selamat datang juga dilakukan oleh Wakil Ketua PCNU Sidoarjo Miftahul Ulum.

Menurut Arzeti banyak hal yang bisa untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya adalah kebiasaan untuk memberikan vitamin tambahan kepada remaja putri masih banyak yang tidak melakukan. Apalagi waktu remaja saat menjalani waktu haid, vitamin penambah darah itu sangat diperlukan sekali.
Kenapa di wilayah Sidoarjo angka stunting mengalami kenaikan, karena anak-anak remaja kita, ketika diberikan vitamin itu tidak mengkonsumsinya dengan baik, dengan rutin. Oleh karena itu, saya meminta kepada ibu-ibu, sahabat-sahabat Fatayat dan Muslimat serta para kader yang merupakan corong garda terdepan. “Saya harap informasikan vitamin itu dengan baik dan benar, karena minum vitamin itu akan membantu pertumbuhan dengan baik,” harap Politisi PKB ini.
Menurut, Kabid KB Sidoarjo Rachmad Satrijawan menjelaskan kenaikan stunting di wilayah Sidoarjo dikarenakan masih banyaknya jamban-jamban liar di pinggir sungai. Jadi masyarakat masih ada yang belum mengerti efek dari kondisi tersebut. Termasuk juga masih rendahnya remaja putri saat mendapatkan tambahan minuman vitamin. “Mereka hanya sedikit sekali yang mau mengkonsumsi vitamin-vitaman tambah dari waktu haid dari pemerintah,” jelasnya.
Lanjutnya, selain foktor sanitasi, juga masih adanya masalah nikah muda, atau yang lebih dikenal dengan pernikahan dini. Karena pernikahan dini remaja putri yang usianya kurang 21 tahun akan mengalami kesulitan waktu melahirkan, sehingga akan berpengaruh terhadap stunting. “Tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), serta memberikan asupan gizi yang baik usai melahirkan,” jelas Rachmad Satrijawan.(mad)







