SURABAYA (RadarJatim.id) Calon Wakil Walikota Surabaya, Mujiaman menaruh perhatian khusus terhadap aset-aset Kota Pahlawan yang tidak dimanfaatkan. Diantaranya, dengan menyusun program revitalisasi pasar karena masih banyak kondisi pasar yang masih perlu perbaikan.
Salah satunya, Pasar Semolowaru yang terletak di Jalan Raya Semampir, Sukolilo. Mujiaman menerima keluhan dari perwakilan pedagang terkait tempat yang belum jelas statusnya.
“Pasar Tunjungan dan Pasar Turi tidak bisa begini terus. Harus ada jalan keluarnya,” tegas Mujiaman, Minggu (8/11/2020).
Mujiaman menyatakan, untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi, harus bisa memanfaatkan aset-aset Kota Surabaya yang selama ini tidak terurus oleh pemerintah kota.
“Saya ini 20 tahun bekerja di perusahaan Amerika yang detail asetnya harus menghasilkan. Ini ratusan pasar mati tidak terurus, padahal jika dikelola dengan baik bisa menjadi aset yang luar biasa,” ungkapnya.
Mantan Dirut PDAM Surya Sembada itu juga mengaku, bahwa walikota terdahulu memang sudah sukses pada masanya untuk membangun Surabaya. Tetapi, saat ini Kota Pahlawan harus naik kelas sehingga mampu bersaing di bidang ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami yakin bahwa Surabaya bisa maju jika aset-aset kota ini dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Tidak penting pemerintah suka atau tidak suka, yang penting ekonomi warga muter. Salah satunya, merevitalisasi pasar, terutama Pasar Turi,” ucapnya.
Alumni ITS ini mengatakan, menggerakkan ekonomi tidak hanya mengandalkan dana APBD saja. Karena, jika mengelola BUMD dengan baik mampu menghasilkan jumlah yang lebih besar.
Apalagi ekonomi pasar, itu sudah lebih besar daripada APBD jika digerakkan dengan benar.
“Ini real adanya, kita harus bangun seperti itu. Jadi seluruh orang Jawa Timur harus merasa bahwa Surabaya menjadi tempat mencari makan, tempatnya menjual barang, dan tempat menjual jasa. Dari sini kita kemas dengan bagus, lalu dilemapar keluar pulau dan luar negeri,” terangnya.
Mujiaman menilai, hingga saat ini kondisi pasar tidak pernah menjadi prioritas pembangunan. Menurut ia, jika melihat keselamatan dan kesehatan tempat kerja, pasar layak mendapat perhatian selain perkantoran.
“Pengalaman saya, 100 persen pasar yang saya kunjungi kondisinya memprihatinkan. Padahal di pasar ada sekian ratus ribu orang yang terlibat dan hidupnya berhari-hari atau hampir 24 jam setiap hari di pasar. Mirisnya lagi, kondisi pasar ini tidak sehat,” ujar Mujiaman.
Selain itu, perwakilan pedagang Pasar Semolowaru, Lina, mengaku senang mendengar penjelasan dari Mujiaman. Dia berharap, revitalisasi pasar tersebut dapat terealisasi dengan baik guna menggenjot perekonomian warga.
“Sungguh sangat senang, mudah-mudahan bapak Mujiaman terpilih dan menjadikan pasar tempat mencari nafkah,” ucapnya. (RJ/Red)







