SURABAYA (RadarJatim.id) – Bank Jatim melalui anggota Komisaris Independen M. Mas’ud Said menilai bahwa Jawa Timur dalam 18 bulan kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini ditilik dari tataran pemerintahan dan pemulihan ekonomi. Salah satunya, di tengah pandemi Covid-19, kontraksi ekonomi di Jatim tetap terkendali dengan langkah-langkah nyata.
Diantaranya, Khofifah giat mengajak jajaran Bank Jatim untuk ikut memulihkan iklim ekonomi yang kondusif dengan berbagai terobosan program kerja yang ditindak lanjuti dengan kerja lapangan. Selain itu juga melalui program pemulihan ekonomi, memperkuat UMKM, memperlancar kredit kepada usaha kecil dan berkoordinasi dengan pimpinan daerah serta pelaku usaha di Jatim.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, pihaknya mengapresiasi langkah ekonomi dengan lancarnya komunikasi antara pemerintah provinsi (Pemprov( dengan pimpinan lembaga negara dan kementrian maupun antara provinsi dengan kepala daerah di 38 Kota dan Kabupaten. “Tidaklah aneh jika skor kinerja Provinsi Jawa Timur dinilai oleh Pemerintah Pusat atau Kemendagri sebagai Provinsi yang berkinerja sangat tinggi,” tegasnya.
Di sisi lain, selama tujuh bulan masa pandemi Covid-19 memang tidak ada yang bisa dikatakan menjadi pahlawan tunggal. Namun langkah strategis Khofifah sangat terasa dengan adanya jalinan kerjasama terpadu antara pimpinan OPD, Kapolda Jatim, Pangdam V Brawijaya, Kejaksaan Tinggi dan instansi vertical diantaranya Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Difi Ahmad Johansah dan pimpinan Otoritas Jasa Keuangan Regional IV Jatim, Bambang Mukti Riyadi. “Stake holders Keuangan dan Bank Jatim diajak turut aktif di beberapa kegiatan melalui pimpinan di jajaran Direksi sekaligus sosialisasi PEN di Jawa Timur,” imbuhnya.
Sebagai penanggung jawab Satgas penanggulangan Covid-19 Khofifah juga melakukan terobosan luar biasa jajaran pusat dangan melakukan komunikasi intensive dengan jajaran Kementrian Kesehatan, jajaran Kementerian Sosial, pimpinan BNPB, Menko Ekuin, Menko Polhukam, Menko PMK dan bahkan kepada Presiden RI untuk menyampaikan hal-hal strategis penanganan Covid-19 di Jawa Timur khususnya dalam pemulihan ekonomi yang terkontraksi minus 5,4 persen dalam catur wulan kedua 2020.
Tidak itu saja, Khofifah telah melakukan roadshow keliling Jawa Timur untuk kampanye hidup sehat. “Ini adalah cara komunikasi khas Jawa Timuran yang tak hanya akan membahagiakan masyarakat tapi juga kesempatan menyelami kehidupan masyarakat di daerah. Saya juga selalu aktif karena dengan demikian saya juga bisa menggugah kawan kawan saya Bank Jatim di daerah,” kata Busrul Iman.
Menurutnya, salah satu yang paling menonjol dalam kekepimpinan Khofifah Indar Parawansa adalah penguasaan data dan penguasaan lapangannya yang ekselen. “Selain itu, beliau dengan leluasa bisa menggerakkan birokrasi tanpa keserimpet dengan kolusi dan nepotisme, dimana keluarga Khofifah tidak diijinkan untuk masuk dalam struktur atau proyek proyek pemerintah. Ini perbedaan nyata,” jelasnya.
Busrul menambahkan, Khofifah banyak diakui sebagai pemimpin dengan energi tinggi dan disegani karena networkingnya yang hidup di kalangan atas. Di tengah yaitu antar kolega pemerintahan dan juga memiliki akar yang sangat kuat dan luas di kalangan bawah. “Tidak ada pimpinan Indonesia yang memiliki kekuatan grassroot sekuat Khofifah, di tingkat nasional sekalipun. Hal ini bisa dilihat dari track record Khofifah dalam kancah legislatif dan eksekutif sejak Orde Baru membuat Khofifah sangat matang dalam pemerintahan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kualifikasi kepemimpinan Khofifah dijadikan modal untuk mendorong, mengakselerasi capaian kuantitatif strategis. Melalui terobosan-terobosan program kerja yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya dan menggagas cara kerja dalam tag line CETTAR dimana dalam adagium ini pemerintah dan birokrasi didorong untuk bekerja cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan, akuntable dan responsif. “Cara kerja itu adalah budaya kerja khas Khofifah,” ungkapnya.
Melalui Nawa Bhakti Satya; apa yang digagas dalam program unggulan pemerintahannya digambarkan sedemikian rupa sehingga menjangkau kepentingan umum dan aspirasi masyarakat Jawa Timur antara lain dari masalah peningkatan kesejahteraan (Jatim Sejahtera) akses, inovasi dan kualitas Pendidikan dan Kesehatan (Jatim Cerdas dan Sehat), ekonomi lokal di daerah dan infrastruktur di daerah (Jatim Akses ), masalah ketenagakerjaan (Jatim Kerja), iklim demokrasi, gotong royong, kerukunan dan kebudayaan (Jatim Harmoni) , tumbuhnya suasana kondusif untuk pertanian, perikanan dan agro industry (Jatim Agro), pemberdayaan masyarakat, perempuan dan UMKM (Jatim Berdaya ), iklim budaya anti korupsi, bekerja dengan efisien dan tata kelola yang baik atau good govenance (Jatim Amanah).
“Dalam berbagai kesempatan, Khofifah juga mendorong Bank BPD Jatim Tbk untuk meningkatkan kinerja kredit dan mendorong pemulihan ekonomi Jawa Timur,” pungkas Busrul. (Cintia/Red)







