GRESIK (RadarJatim.id) — Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Gresik yang juga anggota Komisi IV DPRD Gresik, Khoirul Huda, disambati warga konstituennya di Desa Suci, Kec. Manyar, Gresik dalam kesempatan reses masa persidangan II, Selasa (28/6/2022) malam. Puluhan warga yang menghadiri reses yang digelar di rumah wakil rakyat itu minta agar Khoirul Huda memperjuangkan peralihan hamparan “lahan nganggur” yang kini berstatus tanah negara menjadi tanah kas desa.
“Kami mewakili warga minta Pak Huda agar bagaimana caranya tanah-tanah itu bisa menjadi tanah kas desa, sehingga bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk kesejahteraan warga desa ini,” ungkap salah seorang warga yang diamini warga lainnya.
Catatan warga, di Desa Suci, Kec. Manyar, Gresik terdapat beberapa hamparan tanah negara yang nyaris tak terurus alias nganggur. Luasnya sekitar 15 hektar. Karena itu, biar lebih termanfaatkan, lahan yang kini berstatus tanah negara itu dialihkan saja statusnya menjadi tanah kas desa yang bisa dikelola oleh warga di bawah koordinasi pemerintah desa. Dari 15 hektar lahan tanah negara itu, yang kini sudah beralih menjadi tanah kas desa baru 4 hektar.
“Kalau semua bisa menjadi tanah kas desa, pemanfaatannya bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan warga dan pengembangan pembangunan di desa ini,” tambah Malik, warga lainnya.
Menanggapi permintaan warga Desa Suci tersebut, Cak Huda, sapaan akrab Choirul Huda, akan berjuang untuk mengegolkan aspirasi warganya. Cak Huda yang juga asli warda Desa Suci, merasa terpanggil untuk merealisasikan keinginan warga. Apalagi, lanjutnya, niatnya bagus untuk meningkatkan tingkat perekonomian warga dan pengembangan pembangunan desa.
“Saya dan teman-teman yang seaspirasi akan memperjuangkan aspirasi warga. Kami juga akan koordinasikan dengan beberapa pihak di Pemda untuk masalah ini. Saatnya, kami yang di dewan membantu masyarakat,” ujar Cak Huda.
Dalam reses yang kini dijalani, ia memang banyak menggali aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (dapil) yang telah memenangkannya dalam pemilu 2019 lalu. Berbagai masalah yang diserap dari masyarakat itu selanjutnya jadi bahan masukan pada masa persidangan II tahun 2022. Ia berharap, selama masa reses ini, masyarakat benar-benar mau memanfaatkan dengan memberikan masukan atau menyampaikan aspirasi di bidang apa pun yang terjadi dan berkembang di masyarakat.
“Monggo kalau ada permasalahan apa pun yang ingin disampaikan, mumpung ketemu. Saya akan teruskan ke pimpinan di dewan semua aspirasi dan temuan di lapangan untuk kemudian dijadikan bahan pembahasan dalam siding-sidang dewan,” tandasnya. (sto)







