SURABAYA (RadarJatim.id) – Pembahasan surat ijo warga Surabaya yang telah puluhan tahun menggantung menjadi salah satu isu hangat dalam sesi debat terbuka kedua pasangan calon peserta Pilwali Surabaya 2020 di ballroom JW Marriot Hotel Surabaya, Rabu (4/10/2020) malam. Kedua pasangan calon (Paslon) keukeuh dengan langkah mereka masing-masing.
Paslon Nomor urut 2 Machfud Arifin dan Mujiaman Sukirno menegaskan, pihaknya siap menjadi garda depan untuk menuntaskan surat ijo yang telah puluhan tahun menjadi persoalan sebagian warga Surabaya.
“Kami tetap konsisten untuk menyelesaikan surat ijo (hak kepemilikan tanah, Red) Surabaya, bahkan kalau proses kami akan membebaskan retribusi mereka,” tegas Machfud.
Program ini terus ditekankan pasangan MAJU sebagai senjata mereka bersaing dengan pasangan Er-Ji. Paslon MAJU menjanjikan persoalan surat ijo tuntas di tangan mereka bila kelak terpilih jadi L-1 dan L-2.
“Kami berkomitmen memberikan surat hijau yang sudah berlarut-larut puluhan tahun kami berada di Garda paling depan untuk menyelesaikan surat ijo kemungkinan terdepan menyelesaikan masalah,” ujar mantan Kapolda Jatim ini.
Menanggapi itu, Cawali Nomor urut 1, Eri Cahyadi menegaskan, pihaknya tak mau terjebak dalam komoditas surat ijo. Er-Ji justru menganggap perihal surat ijo ini terus dijadikan komoditas politik bagi rivalnya.
Bagi Eri, persoalan surat ijo yang dijanjikan belum tentu bisa diwujudkan secara begitu saja. Dia menambahkan, berbagai upaya juga sudah dilakukan Pemkot Surabaya terkait kepemilikan surat ijo. Bahkan, semua berkas yang ada saat ini sudah ada di meja presiden.
“Kami sangat patuh pada aturan, kasus surat ijo ini sudah ada sejak 1969 lalu, dan penyelesaiannya tak bisa dilakukan dengan melanggar aturan,” tegasnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya itu beranggapan, pihaknya tak ingin menjadi aparatur atau kepala daerah yang menabrak aturan perundang-undangan, apalagi yang menjadi wewenang pemerintah pusat.
“Sudah jelas ada aturan di pusat, apakah nanti modelnya hibah atau ada ganti rugi. Saya memilih untuk patuh pada aturan. Saya sangat setuju dan bagus juga tanpa ditarik retribusi (pemilik Surat Ijo), tapi Kami tak akan memberikan janji yang tak bisa ditepati,” tegas Eri. (Phaksy/Red)







