SURABAYA (RadarJatim.id) – Debat perdana pemilihan wali kota dan wakil wali kota Surabaya digelar Rabu (4/11/2020) malam di JW Marriot Hotel Surabaya. Tema utama debat adalah ‘Tantangan Pemerintah di Surabaya dalam Menangani Pandemi Covid-19’.
Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi menjelaskan, pihaknya telah mematangkan seluruh persiapan, mulai penyebaran undangan, mempersiapkan tema utama, serta menghimpun pertanyaan dari para panelis. Mengenai tema, lanjut Nur Syamsi, pihaknya bersama para panelis dan lembaga penyiaran dan pihak terkait lainnya menggodok sebanyak tujuh item tema debat, kemudian menjadi 3 tema besar. Ketiganya akan dibagi ke dalam tiga kali debat. Debat 1 (4 November 2020), debat 2 (18 November 2020), dan debat 3 (4 Desember 2020).
“Ada 3 subtema besar setelah didiskusikan oleh para panelis menjadi tema utama. ‘Tantangan Surabaya di Era Pandemi Covid’ jadi tema debat perdana kali ini,” papar Nur Syamsi, Rabu (4/11/2020) di Kantor KPU Surabaya.
Adapun panelis yang dihadirkan dalam debat sesi pertama ini berjumlah lima orang. Mereka merupakan akademisi yang dipercaya independen dalam gelaran Pilkada Kota Surabaya 2020 ini. Kelima panelis tersebut adalah Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Nurhasan, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dr Sukadiono, Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof Dr David S. Perdanakusuma, dr SpBP-RE (K), Dr Romy Hermawan dari Universitas Brawijaya Malang, dan Akhmad Jayadi dari Unair.
“Mereka ditunjuk sesuai dengan kapasitas dan keilmuan masing-masing. Ada yang dari kedokteran karena temanya COVID-19. Ada juga yang dari ekonomi karena pemulihan ekonomi jadi satu permasalahan selama pandemik kali ini,” jelas dia.
Kelima panelis yang merumuskan sub-subtema yang kemudian diterjemahkan menjadi pertanyaan saat debat nanti. Masing-masing panelis sudah menyiapkan pertanyaan yang akan diambil secara acak. “Ada 1 pertanyaan dari masing-masing panelis pada debat segmen pertama. Pertanyaan juga dirahasiakan dan hanya diketahui oleh panelis sendiri. Kami pun tidak tahu, bahkan suku katanya saja tidak tahu,” tandas Syamsi.
Debat di era pandemi ini dipastikan tak akan seramai dan sesemarak Pilkada sebelumnya. Pasalnya, KPU membatasi jumlah orang yang hadir di dalam lokasi debat. Menurut Syamsi, yang hadir hanya pasangan calon dan empat tim sukses saja. Debat kali ini juga digelar tanpa pendukung atau penonton. Sebagai gantinya, debat disiarkan secara langsung di stasiun televisi serta kanal YouTube KPU Surabaya.
“Masyarakat bisa menyaksikan debat dari rumah saja yang akan disiarkan di tiga stasiun televisi, JTV, SBO TV, dan TVRI,” ujar Syamsi. Panitia pun membatasi jumlah jurnalis dan fotografer media yang boleh masuk ke ballroom hotel tempat debat, di luar kru televisi selaku penyiar resmi. Awak fotografer dibatasi per lima orang. Itu pun masih dibatasi lagi maksimal 10 menit per jurnalis foto.
“Nantinya ada panitia yang akan memberikan ID card khusus kepada kawan fotografer. Mereka akan diatur masuk per lima orang, ada petugas yang mengatur,” imbuh dia.
Teknis Debat
Nur Syamsi menjelaskan, debat akan dimulai mengudara pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB. Durasi debat rencananya dengan total waktu 120 menit, 30 menit di antaranya untuk ruang iklan layanan masyarakat yang diproduksi KPU. Panitia memastikan, debat akan berlangsung padat dan tidak ada ruang bagi moderator atau presenter untuk berimprovisasi banyak karena segmen yang padat. Akan ada enam segmen acara.
“Segmen yang ada untuk mengatur dan memaksimalkan waktu bagi kedua Paslon menyampaikan kompetensi, visi, misi dan program mereka,” ujar dia.
Sambutan pembuka pun hanya dibatasi 2 menit 30 detik. Setiap Paslon menyampaikan visi misi, masing-masing selama 2 menit 30 detik, dilanjutkan dengan perkenalan Paslon dan kelima panelis. Sesi menjawab pertanyaan akan ada lima orang panelis yang menguji. Diharapkan, lewat pertanyaan para panelis, akan kelihatan kompetensi kedua Paslon.
“Setiap pertanyaan panelis diterima host atau moderator, kemudian dimasukkan kotak. Sebanyak 5 pertanyaan akan dipilih acak,” ujarnya.
Nah, Paslon pertama atau nomor urut 1 akan mengambil undian berisi pertanyaan, kemudian diserahkan kepada moderator untuk kemudian dijawab oleh Paslon nomor urut 2. “Paslon yang menjawab diberi waktu 2 menit, dan untuk menanggapi jawaban ada 1,5 menit,” urainya.
Bergantian pada pertanyaan kedua, Paslon nomor urut dua mengambil pertanyaan untuk dijawab paslon nomor urut 1. “Segmen pertanyaan ke-5 karena ganjil dan biar adil, maka kita undi lagi. Mereka yang ambil undian abjadnya paling kecil yang menjawab pertanyaan ke 5, kemudian ditanggapi kembali pada Paslon lawan,” urai dia.
Di segmen debat calon, masing-masing Paslon saling melemparkan pertanyaan, kemudian menjawab dan ditanggapi. Masing-masing mendapat waktu 2 menit 30 detik. (Phaksy/Red)







