SURABAYA (RadarJatim.id) — Ancaman demo melawan penertiban angkutan darat yang over dimensi dan over loading (ODOL), Jumat (11/3/2022), sempat membuat kondisi jalan di sekitar Tanjung Perak sepi. Di antaranya, Jalan Perak Timur, Perak Barat, Prapat Kurung, Laksda M. Nasir, termasuk kegiatan keluar-masuk Terminal Berlian dan Terminal Nilam.
“Sementara stop, tidak jalan pak,” kata Yanto, sopir trailer.
Sementara Ketua DPC INSA Surabaya Stenven Handry Lesawengen mengaku kecewa jika hari ini adalah masih ada demo. “Mestinya tidak ada demo. Karena pemberlakuan larangan ODOL sudah disepakati untuk ditunda,” kata Stenven. Meski demikian Stenven mengaku optimistis, kegiatan kapal di Tanjung Perak tidak terganggu.
Ketua DPW ALFI/ILFA Jawa Timur Hengky Pratoko, mengatakan, apa yang terjadi soal angkutan niaga merupakan perihal regulasi dan penerapan di lapangan. “Ini akar masalahnya,” kata Hengky.
Menurut ahli di bidang logistik tersebut, sebaiknya semua pihak yang berkepentingan duduk bersama. Mereka bisa menyampaikan masalahnya masing-masing.
“Alasan pemerintah, karena jalan cepat rusak. Ini harus didukung dengan rumusan berapa setiap titik sumbu roda dengan kapasitas tonasenya. Kalau muatannya berlebih ya harus mau menerima. Ini dibandingkan juga kelas jalan dan batasan maksimum tonasenya berapa,” kata Hengky.
Masalah lain tambah Hengky, terkait harga juga harus ditinjau. Misalnya, kalau dipotong berakibat kurang volume muatan misalnya 15 persen. Nilai angkutnya berkurang 15 persen juga. “Intinya, harus ada titik temu yang enak,” imbuh Hengky. (fai)







