PAMEKASAN (radarjatim.id) Diduga menjadi tempat maksiat, ribuan massa dan santri dari berbagai pondok pesantren melakukan aksi demo pada, Senin (5/10/2020), pagi. Mereka mendatangi tempat wisata Bukit Bintang yang berada di Desa Larangan Bedung, Kecamatan Palenga’an, Pamekasan.
Peserta aksi kecewa dan meminta kepada pihak Pemkab Pamekasan agar tempat wisata Bukit Bintang ini di tutup secara permanen. Hal itu karena lokasi yang berada tidak jauh dari pondok pesantren ternama di Pamekasan diduga kerap dijadikan tempat mesum.
Lantaran tak kunjung ada yanga menemui, peserta aksi sempat melakukan aksi bakar di area tempat hiburan. Aksi mereka terhenti setelah beberapa tokoh ulama dan pihak Pemkab Pamekasan mendatangi lokasi.
Pihak Pemkab Pamekasan yang di wakili oleh Satpol PP Kabupaten Pamekasan menyatakan kesanggupannya untuk menutup lokasi yang ditandai dengan penandatanganan oleh Kasatpol PP Pamekasan Kusairi dan diikuti oleh pihak kepolisian.
Ribuan massa dan santri yang sudah memadati lokasi wisata Bukit Bintang sejak pagi satu persatu meninggalkan lokasi setelah salah seorang tokoh ulama setempat meminta agar masa meninggalkan lokasi setelah ada kesepakatan pihak pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk menutup permanen tempat wisata.
“Kuat dugaannya tempat wisata Bukit Bintang ini sering dijadikan tempat maksiat bagi para pengunjung yang datang,” teriak salah satu pendemo.
Sementara itu Muhammad Iam, Korlap aksi membenarkan jika penutupan lokasi wisata ini murni karena tuntutan masyarakat sekitar. Sebab lokasi wisata Bukit Bintang ini bersebelahan dengan salah satu pondok pesantren ternama di Pamekasan.
“Jika tetap di buka jangan salahkan jika ada yang mendatangi tempat maksiat ini dengan jumlah massa yang lebih banyak,” tegasnya. (RJ1/Red)







