SIDOARJO (RadarJatim.id) — Dinas (Dikbud) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo telah mengambil langkah strategis untuk mengukuhkan Gerakan Budaya Literasi (GBL) Sidoarjo, selama dua hari, tepatnya pada tanggal 24 dan 25 September 2025 di Edotel SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo.
Hal itu dilakukan dengan menggelar kegiatan Penyusunan Naskah Akademik Gerakan Budaya Literasi, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan dan literasi.
Bertujuan untuk merumuskan landasan yuridis, filosofis, dan sosiologis yang kuat bagi program-program literasi di masa depan. Naskah akademik ini nantinya akan menjadi dasar bagi penyusunan regulasi, selain Peraturan Bupati (Perbup), juga Peraturan Daerah (Perda), yang akan menjadi payung hukum bagi implementasi budaya literasi di seluruh jenjang pendidikan dan lapisan masyarakat Sidoarjo.

Kepala Dinas Dikbud Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd menuturkan gerakan literasi tidak bisa lagi berjalan secara sporadis dan parsial. Untuk menjadikan literasi sebagai sebuah budaya yang mengakar, kita memerlukan sebuah landasan yang kokoh. “Naskah akademik inilah yang akan menjadi fondasi ilmiah, dan acuan terukur agar setiap program literasi yang kita jalankan menjadi lebih terarah, berkelanjutan, dan berdampak nyata,” tuturnya.
Untuk mempertajam analisis dan gagasan, Dinas Dikbud Sidoarjo menghadirkan tiga narasumber kompeten yang juga merupakan motor penggerak komunitas GBL Sidoarjo. Mereka adalah Abdullah Makhrus, M.Pd., Choirun Nisa’, MM., dan Farida Hanum, M.Pd.
Ketiganya memaparkan materi terkait urgensi naskah akademik, analisis kondisi literasi terkini di Sidoarjo, serta kerangka strategi dan program unggulan yang dapat diimplementasikan.
Abdullah Makhrus dalam paparannya menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sekolah, dan komunitas. “Naskah ini bukan hanya dokumen administratif, tetapi ruh dari gerakan kita bersama. Keterlibatan semua pihak sejak awal penyusunan adalah kunci agar kebijakan yang lahir benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan,” paparnya.
Peserta kegiatan ini berasal dari berbagai unsur strategis, antara lain para pengawas sekolah, kepala sekolah, perwakilan guru, anggota komunitas GBL Sidoarjo, serta pengurus dari Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo. Keterlibatan beragam elemen ini bertujuan untuk menyerap aspirasi, gagasan, serta praktik baik yang selama ini sudah berjalan di tingkat sekolah maupun komunitas.

Salah seorang peserta dari unsur kepala sekolah mengungkapkan antusiasmenya. “Kami di sekolah seringkali menjalankan program literasi, namun kadang belum terintegrasi. Dengan adanya naskah akademik dan nantinya regulasi yang jelas, kami berharap ada panduan yang seragam dan dukungan penuh dari dinas, sehingga gerakan ini menjadi lebih masif,” katanya.
Selama dua hari, para peserta secara aktif berdiskusi dalam sesi kelompok untuk merumuskan draf awal, mulai dari latar belakang, landasan teori, hingga rekomendasi kebijakan. “Draf yang dihasilkan dari kegiatan ini akan terus disempurnakan sebelum nantinya diajukan sebagai produk kajian akademis resmi dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo,” tegas Ketua GBL Sidoarjo.(mad)