SIDOARJO (RadarJatim.id) – Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo telah berhasil menggerakan literasi sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan gerakan literasi Sidoarjo sudah pernah meraih penghargaan dari MURI dalam gerakan nasional membaca buku.
Juga ada anugerah literasi yang melibatkan 746 penulis. Dari 746 penulis berhasil menelorkan sebanyak 2.449 judul buku. Rekor MURI lagi dalam Festival Literasi Sidoarjo yang diikuti sebanyak 15.882 siswa dan guru menghasilkan 284 judul buku antologi kearifan lokal dan 258 buku mandiri.
Dari keberhasilan tersebut, Dinas Dikbud Sidoarjo terus menunjukkan konsistensinya dalam menggerakan literasi di Sidoarjo, yang akan diperkuat dengan regulasinya. Untuk mewujudkan regulasi tersebut, pihak Dinas Dikbud Sidoarjo telah menggelar ‘Uji Publik Naskah Akademik – Gerakan Budaya Literasi’, pada (30/9/2025) di Gedung PGRI Sidoarjo.
Prosesi kegiatan dibuka terlebih dahulu oleh Kepala Dinas Dikbud Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd didampingi Kabid Mutu Pendidikan, Dr. Netty Lastiningsih, M.Pd bersama jajarannya.
Dengan menghadirkan penguji materi Dr. Moch. Khoiri, M.Si. Dosen Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya, serta melibatkan peran serta masyarakat penggiat literasi, Dewan Pendidikan, Penilik, Pengawas TK, SD,SMP, K3S, MKKS Negeri Swasta. Termasuk juga Pengurus Pergunu, LP Ma’arif, Majelis Disdakmen Muhammadiyah, Pengurus PGRI, Kasi Penma Kemenag, Komunitas GBL dan Media.
Menurut Dr. Khoiri_sapaan akrab Dr. Moch. Khoiri, M.Si kegiatan hari ini adalah sifatnya untuk mengkritisi naskah Uji Publik Ademik GBL dari awal hingga akhir, sekitar 112 halaman.
“Selaku akademisi, naskah ini secara umum sudah bagus. Tapi yang namanya draf, tentu saja masih ada kekurangan yang harus ‘ditambal sulam’ sehingga menjadi naskah akademik yang baik. Naskah ini harus dituntaskan, karena akan menjadi landasan, atau acuan perumusan Perda GBL Sidoarjo,” terangnya.
Jadi, naskah tersebut kita bedah, minta masukan kepada masyarakat pegiat literasi agar tidak terjadi ketidak cocokan saat sudah jadi Perda.
“Saya memberikan masukkan, selain gerakan literasi sekolah, agar menyertakan gerakan literasi keluarga dan gerakan literasi komunitas. Idealnya ketiganya bisa masuk, ya nanti tergantung kebijakan pengambil keputusan,” harapnya.

Menurut Kabid Mutu Pendidikan Netti Lastiningsih, dari Uji Publik Gerakan Budaya Literasi ini diharapkan meningkatnya minat dan keterampilan membaca, terbentuknya kebiasaan berpikir kritis dan kreatif, serta pengembangan karakter dan budi pekerti luhur.
Selain itu, gerakan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem literasi yang kuat di sekolah dan masyarakat, menghasilkan peningkatan penguasaan pengetahuan. “Serta menyiapkan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat yang mampu berkomunikasi, berinteraksi, dan berkontribusi secara positif di masyarakat,” harapnya.(mad)