GRESIK (RadarJatim.id) – Di tenga masa pandemi Covid-19, dua siswi SMAN 1 (Smansa) Gresik berhasil mendesain dan memproduksi tas unik yang mengangkat kearifan lokal dan memanfaatkan limbah kain sebagai bahan baku. Menariknya, produk mereka sudah memasuki pasaran dan siap melakukan ekspansi pasar untuk menjangkau konsumen lebih luas.
Kedua siswi yang kelas XII Smansa itu adalah Aiko Vitranty Araminta S. dan Sarasifa Mashia. Saat ini, tiga desain telah mereka tuntaskan dan telah berproduksi. Dibantu guru pembimbingnya, Jaenuri, duet cantik ini terus mengembangkan desain untuk menghasilkan karya baru dan diminati pasar.
“Sebagian kami memang memanfaatkan limbah kain dari jenis jins sebagai bahan untuk membuat tas. Bahan limbah yang kami dapatkan dari konveksi itu kami padukan dengan kain batik khas Gresik. Ya, itung-itung ikut membudayakan batik khas kota Gresik,” ujar Kyko, sapaan akrab Aiko Vitranty Araminta S., saat dihubungi, Minggu (26/9/2021) malam.
Hingga kini, lanjut Kyko, tiga desain sudah diselesaikan dan telah memproduksi puluhan unit tas. Ada pun ketiga desain itu, masing-masing dilabeli Kahyuna Naraya, Kahyuna Slim (limbah jins), dan Kahyuna Amerta. Ketiganya di-branding menjadi Kahyuna Sehat.
Dikatakan, perpaduan teknologi sehat dan sentuhan ornamen batik Gresik, menghasilkan produk tas yang pas bagi ibu-ibu dan kawula muda, bahkan yang suka menjelajah pegunungan. Sebab, selain mendesain untuk keseharian atau belanja di mal/pasar bagi ibu-ibu dan untuk mejeng buat kawula muda, juga ada desain khusus berupa rangsel yang bisa dimanfaatkan untuk menjelajah pegunungan bagi pencita alam.
Ia tambahkan, tas yang diberi nama Kahyuna Sehat, dapat dibuka ristletingnya sehingga dapat memanjang dan manambah volume atau kapasitas muat. Menarik, di dalamnya terdapat kotak berbahan kain aluminium foil dan teknologi UVC (sinar ultraviolet) yang disalurkan ke USB layaknya kabel HP. Kemudian di alas tas diberi roda kecil, sehingga dapat digeledek layaknya tas koper.
Sedangkan untuk segmen remaja, dibuat tas Kahyuna Slim. Bahannya dari limbah konveksi denim jins. Bentuknya masih totebag, tetapi bahan utama dari kain jins dan dipermanis dengan kain batik berornamen khas Gresik.
“Sama dengan tas Kahyuna Sehat, tas Kahyuna Slim ini lebih manis jika dipakai remaja yang sangat dinamis dan tentu saja lebih murah,” ujar Sarasifa Mashia, menambahkan.
Desain ketiga berupa tas Kahyuna Amarta, berbentuk ransel. Bedanya jika desain ransel, kotak strerilisasi dari kain aluminium foil berada di bawah dan bisa dibuka dengan membuka reslitingnya.
Elvita Yuliati, ibunda Kyko mengaku bangga dengan pretasi anaknya. Apalagi, meski tak mengalir darah bisnis darinya, putrinya ternyata mulai mengenal dan menunjukkan bakat berwira usaha. Karena itu, ia siap men-support prestasi anaknya itu hingga mampu mengembangkan bisnisnya.
“Di masa pandemi yang entah sampai kapan berakhir, ada anak remaja yang berprestasi dan muncul kemampuan atau bakat berwira usaha, sebagai orang tua tentu bangga dan mendukung penuh,” kata Vetty, panggilan akrab Elvita Yuliati.
Ditambahkan, meski baru mulai, sambutan masyarakat, terutama dari teman-teman Kyko dan Mashia mulai mengalir. Bahkan sebagian dari mereka telah memesan tas unik ini, baik lewat platform media sosial (medsos) maupun secara langsung. (sto)







