SURABAYA (Radarjatim.id) — Ratusan Fatayat NU, ibu-ibu dari Yayasan Mu’awwanah dan warga RW 6 serta para penyuluh KB Kelurahan Wonokusumo Surabaya sangat antusias mengikuti penyuluhan tentang stunting, yang dilaksanakan pada (26/5/2023) siang di Gedung RW Jl. Bulaksari 26 Balai RW 6 Kelurahan Wonokusumo, Semampir Surabaya.
Kegiatan tersebut merupakam program Sosialisasi KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) Program Bangga Kencana bersama Mitra Komisi IX DPR RI bersama BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Jawa Timur. Dihadiri langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina, SE M.A.P juga Nurul Habibah Umar S.ST.M PSDM OPDKB dan Dra. Maria Ernawati, MM dari BKKBN Jatim serta Soetriningsih S.Sos M.Si dari BKKBN Pusat.
Mariya Ernawati menyampaikan kepada warga kalau stunting bukan penyakit, tetapi adalah kondisi tumbuh kembang anak 1000 hari pertama kehidupan, karena kondisinya kekurangan gizi. “Hal ini lakukan Indonesia berharap dalam 100 tahun merdeka mempunyai generasi yang unggul. Generasi yang berkualitas, itu semua harus dimulai dengan pemberia gizi dan nutrisi yang memadai,” sampainya.

Oleh karena itu, harus ada merencanakan kehidupan keluarganya. “Kita berharap dalam satu keluarga hanya ada satu balita, supaya fokus untuk mendampingi tumbuh dan kembangnya. Tumbuh itu artinya fisik berkembang dengan baik, karena pemberian gizi dan nutrisinya juga baik,” katanya.
Sedangkan Nurul Habibah Umar melangkapi apa yang telah disampaikan Maria Ernawati, bahwa stunting itu merupakan gagal pertumbuhan. “Diantaranya kurangnya asupan gizi pada ibu hamil. Sehingga sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, saya harapkan ibu hamil harus memenuhi
Kebutuhan gizinya, jangan sampai gizi anak-anak kurang terpenuhi,” harapnya.
Arzeti Bilbina juga menjelaskan penyebab turunnya angka stunting adalah belum adanya kesadaran ibu-ibu untuk melakukan inisiasi dini. Memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan tanpa ditambahkan makanan yang lain. Jadi selama 6 bulan, bayi harus murni diberi ASI saja. Sehingga penurunan angka stunting. “Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mencegah dan menginformasikan agar tidak melakukan pernikahan dini. Oleh karena itu, dalam prosesi pernikahan untuk langkah pertama yang harus disiapkan adalah mempersiapkan fisik, reproduksi dan kesehatannya. Khususnya bagi si perempuan,” jelas Politisi PKB ini.(mad)







