Aku tidak tahu, apakah menjadi guru itu cita-cita dan panggilan jiwamu,… atau pilihan terakhirmu….
Itu tidak penting bagiku.
Guru, apa sebenarnya yang kau cari dalam hidupmu ?
Kau bersusah payah mendidik anak-anak yang bukan anak kandungmu.
Kadang-kadang kau harus rela kurang perhatian terhadap dirimu, atau terhadap anakmu sendiri, suamimu atau istrimu, demi perhatian untuk anak didikmu.
Berangkat pagi-pagi ke sekolah,
terkadang, sebelum kau selesaikan sebagian pekerjaan rumahmu…..
Kau harus rela berlelah-lelah membuka buku, browsing sana sini, yang terkadang merampas sebagian hak tidurmu….lalu kau bersusah payah siapkan cara terbaik agar ilmu itu sampai pada muridmu.
Kau harus bersabar merayu, mengambil hati anak didikmu yang kadang-kadang amat menjengkelkanmu.
Apa sebenarnya yang kau cari wahai guru ?
Kerja kerasmu tidak selalu mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang yang seharusnya memberikannya untukmu.
Bahkan, ada sebagian orang yang tidak puas dengan jerih payahmu, lalu melancarkan protes kepadamu.
Wahai guru, mungkin sesekali kau tergoda juga dengan kekayaan sebagian teman-teman sekolahmu dulu.
Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidupmu ?
Ridho Rabbmu, ridho Tuhanmu, kemajuan umat dan bangsa Indonesiamu…. itukah yang kau kejar dalam hidupmu ?
Jika itu, sungguh,… Lelah letihmu tak kan mengganggumu,…bahagia pun kan sering menghampirimu…..dan… surga kan merindukanmu… menunggu kehadiranmu, lalu menghiburmu, dengan kesenangan tiada tara, yang belum pernah kau temukan bahkan sekadar kau bayangkan saat di dunia.
Selamat Hari Guru.
Semoga bahagia selalu.
Sidoarjo, 24 Nop 2023
Syaiful Arifin; Ketua YYS Ponpes Ath-Thoyyibah-Sidoarjo







