GRESIK (RadarJatim.id) — Heboh video viral yang menayangkan prosesi pernikahan seorang pria yang berlangsung di Desa Jogodalu, Kec. Benjeng dengan seekor domba betina memantik reaksi Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani. Orang nomor 1 di Gresik ini menilai, pernikahan tersebut merupakan perilaku jahiliyah.
Respon Gus Yani, sapaan akran Bupati Fandi Akhmad Yani, itu ditegaskan kepada awak media seusai menghadiri rapat paripurna di kantor DPRD Gresik, Senin (6/6/2022),
“Terkait hal tersebut (pernikahan manusia dengan domba, Red) ada lembaga tersendiri yang akan memberikan sanksi. Namun itu adalah jahiliyah yang dilakukan orang-orang tersebut,” tegas Gus Yani.
Sebelumnya, beredar video viral, seorang laki-laki bernama Saiful Arif (44) menikah dengan seekor kambing atau domba. Kehebohan ritual pernikahan nyeleneh yang diklaim menggunakan syariat Islam ini berlangsung di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Minggu (5/6/2022).
Adalah Saiful Arif (44), spiritualis Nusantara dari Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, menikahi seekor kambing (domba) betina bernama Sri Rahayu. “Mempelai” perempuan Sri Rahayu ini diketahui anak kambing dari Sri Kinasih (halu).
Menariknya, pernikahan itu disaksikan sejumlah tokoh masyarakat sekitar, termasuk salah seorang anggota DPRD Gresik dari Fraksi Nasdem, Nurhudi Didin Arianto, atau yang akrab disapa Ki Ageng Gus Nur Hudi selaku pemilik Pesanggrahan Keramat ‘Ki Ageng’.
“Iya, benar. Pernikahan itu,” kata Arif kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Lelaki yang menamai dirinya Satrio Paningit ini menilai, pernikahan itu dilakukan untuk menjaga dan mempersatukan Bumi Nusantara dengan Bumi Pertiwi.
“Biar alam semesta ini terjaga,” tuturnya.
Ritual pernikahan dilakukan mirip dengan prosesi pernikahan agama Islam dengan menggunakan bahasa Indonesia. Arif pun lantas menceritakan awal mula pernikahan itu bisa terjadi. Dikatakan, setahun lalu, ia mengaku dapat petunjuk “langit” untuk menikahi Sri Rahayu.
Dengan menikahi seekor kambing, ia berharap tidak ada adu domba. Bahkan, ia juga berharap jangan sampai Indonesia diadu domba oleh negara lain.
“Harapan kami, semua harus bersatu, menjaga Indonesia, membuat semesta ini menjadi damai dan sejahtera. Pernikahan ini sebagai bentuk rasa cinta kepada Indonesia,” pungkasnya.
Sementara Ki Ageng Gus Nur Hudi yang juga anggota DPRD Gresik ini mengatakan, pernikahan antara Satrio Paningit dan seekor kambing bukanlah perkawinan biologis atau fisik. Tetapi, pernikahan itu sebagai bentuk ritual perkawinan unsur alam semesta.
“Dengan pernikahan ini diharapkan alam semesta atau jagad ini selaras energinya,” ujar Hudi. (sto)







