SIDOARJO (RadarJatim.id) Bertamu ke tetangga dan saudara merupakan salah satu budaya yang selalu dilakukan saat Lebaran. Tradisi ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan Idul Fitri, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan silaturahmi antarsesama umat Islam.
Meski begitu, Islam telah mengatur adab-adab khusus yang perlu diterapkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah adab menerima tamu saat Lebaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tidak menolak tamu, menjawab salam, hingga menjamu.
Adab Terima Tamu saat Lebaran
Dilansir dari laman NU Online, berikut 6 adab menerima tamu saat Lebaran:
- Menjawab Salam Tamu
Ustaz M. Tatam Wijaya menyebut bahwa Nabi Ibrahim as telah mencontohkan dalam memuliakan tamu. Salah satunya dengan menjawab salam yang ditujukan kepada dirinya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: (Cerita itu bermula) ketika mereka masuk (bertamu) kepadanya, lalu mengucapkan, “Salam.” Ibrahim menjawab, “Salam.” (Mereka) adalah orang-orang yang belum dikenal, (QS. Adz-Dzariyat 51]: 25).
- Menyambut Tamu dengan Gembira
Kegembiraan tuan rumah mesti ditunjukkan kepada orang-orang yang mengunjungi dengan cara menyambutnya dengan hangat, memasang wajah ceria dan murah senyum. Dalam hadis Nabi dijelaskan bahwa tersenyum di hadapan wajah saudara-saudaranya adalah sedekah.
“Yakinlah tamu yang datang membawa berkah bagi tuan rumah dan membawa rezekinya sendiri. Karena itu jangan sungkan dan ragu untuk menjamu dan melayaninya,” tulis Ustaz M Tatam Wijaya.
- Senantiasa Menemani dan Melayani Tamu
Saat tamu sudah masuk di kediaman tuan rumah atas izinnya, hendaknya ia bergegas melayaninya dan menemaninya sampai tamu itu berpamitan mengakhiri kunjungannya.
“Jangan ditinggalkan atau apalagi dibiarkan begitu saja kecuali ada kebutuhan penting. Kendati ditinggalkan jangan terlalu lama dan sebaiknya disampaikan alasannya dengan baik,” terangnya.
- Menjamu dengan Makanan Kesukaan
Menjamu ini sebagai bentuk upaya memberikan pelayanan kepada tamu. Apalagi jamuan yang disuguhkan adalah makanan yang memang sangat disukai oleh tamu.
“Jika makanan belum siap, setidaknya minuman terlebih dahulu disuguhkan. Bahkan, demi memuliakan dan menghormati tamu, di saat berpuasa sunah pun, kita diperbolehkan berbuka,” jelasnya.
- Tidak Bersikap yang Menyinggung Tamu
Di sini pentingnya menjaga sikap yang baik kepada tamu. Tuan rumah harus menunjukkan sikap yang ramah dan menjaga penampilan serta memilih kalimat-kalimat yang lembut kepada tamu.
“Pergunakanlah bahasa dan tutur kata yang sopan dan lemah lembut. Termasuk menjaga perasaan tamu adalah tidak membicarakan hal-hal yang terlalu pribadi dan sensitif. Lagi-lagi, bertutur baik juga merupakan tanda keimanan,” ungkapnya.
- Mengantar Tamu sampai Pintu atau Halaman
Di saat tamu pamitan, tuan rumah hendaknya mengantar sampai pintu atau halaman rumahnya. Pandanglah sampai ia tak terlihat lagi. Jangan lupa untuk saling mendoakan, menyampaikan harapan kunjungan berikutnya, salam perpisahan yang menyenangkan, dan ucapan terima kasih atas kedatangannya.
“Jangan pernah menutup pintu, apalagi sampai keras, atau membiarkan tamu sebelum sang tamu pergi dan benar-benar menjauh,” pungkasnya. (RJ)
Laznas BMH Sidoarjo membuka donasi. Donasi Dompet Peduli :
Sumur Bor : Rp 250 ribu/paket
Wakaf Semen Mushola Pelosok : Rp 250 ribu/paket
Sembako Dhuafa : Rp 150 ribu/Paket
Buka Puasa sunnah Santri : Rp 30 ribu/paket.
Rekening Donasi : Mualamat: 7010054831, BSI : 7042955293, : 1410007554579, Bank Jatim : 6201 0000 16 a/n. Baitul Maal Hidayatullah. Konfirmasi donasi : +62 813-3633-7811 atau 081 23 440 7090. (*)







