SIDOARJO (RadarJatim.id) Kemacetan arus lalu lintas di lintasan sebidang Kereta Api Gedangan kerap terjadi. Terutama di jam pagi saat keberangkatan anak sekolah atau jam masuk kerja, siang hari dan sore hari saat jam pulang kantor. Kondisi ini sudah kerap terjadi bahkan kemacetan kendaraan bisa mencapai 2 sampai 3 kilometer.
Atas kondisi macetnya lalin yang kerap dikeluhkan pengguna jalan ini direspon Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jatim, Ir H Bambang Haryo Soekartono. BHS, panggilan akrab Bambang Haryo Soekartono mengatakan sudah menerima banyak keluhan dari warga yang terdampak kemacetan yang hendak melintas di lintasan sebidang KA di Gedangan.
“Banyak warga yang mengeluhkan setiap melewati perlintasan sebidang di Gedangan ini mereka terjadi kemacetan. Permasalahan ada aturan yang dilanggar masyarakat (pengguna jalan,Red) sendiri, mereka pingin cepat belok kanan yag sebenarnya tidak boleh,” kata BHS di sela kunjungan ke stasiun Gedangan dan lintasan sebidang Gedangan, Rabu (18/7/2023).
Atas kondisi kemacetan ini pihaknya memberikan solusi pertama ada petugas Dinas Perhubungan (Dishub) atau polisi lalu lintas yang ditugaskan di traffic light di lintasan sebidang KA Gedangan,Red untuk membantu mengatur lalin. Misalnya ada kereta api yang melintas pengguna jalan dilurukan menuju frontage road sampai di Puri Surya Jaya, baru baru belok kanan yang hendak menuju ke Surabaya.
“Yang kedua kalau bisanya ini bangun flyover yang langsung menuju ke atas belok kanan menuju ke Waru, flyover langsung di gabung yang ada di Aloha. Berikutnya, sungai yang ada disebelah jalan sini bisa ditambah box culvert seperti yang ada di Surabaya, sehingga bisa dilewati truk dan kendaraan kecil, agar arus keluar masuk menjadi lebar,” tambah Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini.
Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini menambahkan juga perlu adanya analisa dan evaluasi maksimal untuk pemahaman traffic light. Dari hasil pantauannya, di tempat tersebut sering terjadi kemacetan yang belok ke kanan gak ada pengaturannya. “Ini yang mengakibatkan kemacetan parah,” terang alumnus ITS ini.
Sementara itu, Kepala Stasiun Kereta Api Gedangan, Tatang Efendy mengatakan pihaknya kerap turut disalahkan pengguna jalan menjadi penyebab kemacetan. Padahal tanpa ada KA yang melintas sudah terjadi kemacetan.
“Petugas kami yang kerap kali membantu mengurangi kemacetan, meski itu bukan tupoksinya. Padahal bisa dilihat sendiri, meski tidak ada KA melintas terjadi kemacetan. Penyebannya salah satunya pengendara belok ke kanan meski sudah ada rambu dilarang belok. Jadi terjadi simpangan antar kendaraan dan terjadi macet,” katanya. (RJ/RED)







