SIDOARJO (RadarJatim.id) — Keseriusan pemerintah pusat untuk menangani pencegahan kasus stunting terus semakin masif. Melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) dengan program Sosialisasi KEI (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Bangga Kencana Bersama Mitra Komisi IX DPR RI mengedukasi warga untuk mencegah terjadinya stuting disekitarnya.
Prosesi kegiatan dibuka langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P pada (23/1/2024) Dusun Cemeng, Desa Cemengbakalan Sidoarjo. Dengan menghadirkan pemateri Yuyun Evriana S, SE dari BKKBN Jatim dan Rachmad Satrijawan dari Kabid KB Dinas P3AKB Sidoarjo.
Menurut Arzeti mengapa para Cantin (Calon Pengantin) harus periksakan kesehatannya dahulu sebelum menjalankan pernikahan, karena hasil periksa itu akan diketahui kualitas kesiapan kandungan dan benar-benar sehat. Sehingga siap untuk hamil, dan nantinya akan melahirkan anak-anak yang sehat, cerdas tidak terjadi stunting. “Itulah salah satunya cara untuk mencegah terjadinya stunting di Sidoarjo, disamping juga harus dicukupi nutrisinya,” jelasnya.

Lanjutnya, tidak cukup sampai di situ, usai melahirkan banyinya pun juga harus diberikan perhatian. “Bayi harus diberikan asi murni selama enam bulan, hanya asi saja, karena asi itu sangat menyehatkan. Setelah enam bulan baru bisa diberikan makanan tambahan yang lain,” katanya.
Yuyun Evriana juga menjelas kepada para ibu-ibu yang hadir agar menjelaskan kepada anak-anak remajanya, apabila nanti menikah jangan terlalu muda. Standar menurut BKKBN menikah yang ideal untuk putri usia 21 tahun dan untuk putra usia 25 tahun. Jika menikah terlalu muda akan rentan terhadap berbagaimacam gangguan penyakit, bahkan stunting juga masuk dalam kategori tersebut.
Disamping itu, IMT (Indek Masa Tumbuh) perhatikan berat badan dan tinggi badan. Adalah indekssederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan Obesitas pada orang dewasa. “IMT didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam kilogram per meter,” jelasnya.(mad)







