SIDOARJO (RadarJatim.id) – Angka stunting di wilayah Sidoarjo hingga kini terlihat masih sulit mengalami penurunan, masih dikisasar 16,3 persen. Padahal di tahun 2022 juga sempat di angka 14,3 persen.
Melihat kondisi tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI bersama BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), BKKN Jatim serta Dinas KB Sidoarjo mengajak warga Sidoarjo, yang terdiri dari para tim pendamping keluarga, PKK, ibu rumah tangga dan remaja putri, untuk mewujudkan atau Sidoarjo menuju zero stunting di tahun 2024.
Ajakan tersebut disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina,SE M.AP dalam acara Sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja, pada Minggu (18/6/2023) di Aula SMAN 4 Sidoarjo.
Menurut Arzeti penyebab turunnya angka stunting adalah belum adanya kesadaran ibu-ibu untuk melakukan inisiasi dini. Memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan tanpa ditambahkan makanan yang lain. Jadi selama 6 bulan, bayi harus murni diberi ASI saja. Sehingga penurunan angka stunting. “Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mencegah dan menginformasikan agar tidak melakukan pernikahan dini. Oleh karena itu, dalam prosesi pernikahan untuk langkah pertama yang harus disiapkan adalah mempersiapkan fisik, reproduksi dan kesehatannya. Khususnya bagi si perempuan,” jelas Politisi PKB ini.

Ia juga sangat mengapresiasi BKKBN karena telah menjadi garda terdepan dalam mensukseskan, menurunkan program stunting, tetapi untuk tahun 2023 ini harus lebih kerja keras lagi, karena harus kerjasama dengan melibatkan masyarakat, merupakan tokoh figur yang bisa membatu menjadi kepanjangan tangan BKKBN. “Oleh karena itu kehadiran warga, utamanya ibu-ibu merupakan panggilan jiwa dalam pergerakan angka stunting khususnya di Sidoarjo,” ungkap Arzeti yang langsung dijawab setuju oleh peserta yang hadir.
Sementara itu Deputi Bidang ADPIN BKKBN Sukaryo Teguh Santoso juga menjelaskan kepada peserta, bahwa mencegah terjadinya stunting itu lebih pentih. Jadi yang disebut dengan stunting itu adalah bayi atau anak-anak yang gagal dalam beberapa hal. “Diantaranya gagal tumbuh, gagal berkembang juga gagal sehat. Itulah yang perlu diatasi agar tidak terjadinya stunting,” jelas Teguh Santoso.
Sedangkan, Penata KKB Ahli Madya BKKBN Jatim, Dra. Sofia Hanik, MM menambahkan kalau kegiatan ini dilakukan secara rutin, yakni kerjasama BKKBN dengan Komisi IX DPR RI. “Kami ingin hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengevaluasi percepatan penurunan angka stunting, dan khususnya program keluarga berencana ini bisa lebih dipahami oleh masyarakat,” tambah Sofia.(mad)







