Oleh CHARDA EBEN HAEZER, SPd
Lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan peserta didik, khususnya bagian dasar dan pengembangan kemampuan terhadap potensi, dalam hal menghitung dan kalkulasi dasar matematika. Matematika digunakan untuk membiasakan diri dalam memecahkan masalah yang biasanya terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran matematika adalah peserta didik dapat menata penalaran yang akan membentuk kepribadian yang menjadi salah satu tujuan formal dalam matematika. Tujuan material menekankan pada pemecahan masalah dan penerapan matematika.
Secara lebih rinci, tujuan pembelajaran matematika adalah: 1) Melatih cara berpikir secara nalar dan memiliki pemikiran untuk dapat menarik suatu kesimpulan dalam hal eksplorasi, eksperimen, dan dapat menemukan perbedaan maupun kesamaan pada suatu kegiatan. 2) Mengembangkan kreativitas melalui aktivitas yang melibatkan intuisi maupun penemuan yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, bereksperimen, serta membuat prediksi. 3) Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah. 4) Mengembangkan kemampuan penyampaian info melalui lisan, diagram, dan grafik dalam menjelaskan gagasan tertentu.
Guru matematika dapat memberikan inspirasi kepada peserta didik tentang Realistic Mathematics Education (RME) ke dalam materi pembelajarannya. Prinsip RME, yaitu memberikan pandangan realistis kepada siswa terhadap matematika yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah-masalah yang terjadi secara realistis ini menjadi sebuah sumber pemunculan konsep-konsep matematika formal, dimana peserta didik diajak untuk mulai berpikir dan mencari, menemukan, dan memecahkan masalah yang terdapat pada kondisi yang ada. Dengan menggunakan RME yang memiliki elemen pembelajaran secara konstruktivisme, peserta didik dapat menjabarkan pengetahuan dalam matematika dan konsep materi yang menjadi sebuah titik dasar dari pembelajaran yang diberikan.
Kelebihan dari RME adalah peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya dan tidak akan mudah lupa dengan apa yang sudah dipelajarinya dan tidak cepat bosan dengan pembelajaran matematika yang telah diberikan. Dengan adanya realitas dalam pembelajaran, maka peserta didik dapat lebih mudah memahami matematika.
Peserta didik yang melakukan atau menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dalam berkelompok, maka kerja sama peserta didik akan meningkat dan interaksi sosial terhadap setiap peserta didik dapat berkembang satu sama lain. Peserta didik juga nantinya akan berani mengungkapkan pendapatnya dan dapat menjelaskan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Selanjutnya, peserta didik dapat membiasakan diri untuk berpikir dan memberikan pendapat.
Prinsip dari RME adalah sebagai berikut. 1) Guide and progress, peserta didik mendapat kesempatan untuk mengalami konsep matematika yang ditemukan. 2) Didactic, yakni pertimbangan aplikasi dan pengembangan konsep matematika. 3) Self developed model, merupakan jembatan bagi peserta didik dari situasi konkret ke situasi real.
Adapun karakteristik dari RME adalah sebagai berikut. 1) Real world, peserta didik menggunakan pengalaman secara konstektual. 2) Models. peserta didik mengembangkan model matematika yang menjadi jembatan dari informal menuju ke formal. 3) Production and construction, peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan strategi yang mengarah pada konstruksi prosedur pemecahan masalah yang nantinya bisa mendorong peserta didik untuk menemukan bagian penting dalam proses pembelajaran. 4) Interactive. Yakni terdapatnya hubungan atau interaksi antara guru dan peserta didik yang menjadi dasar dalam pembelajaran RME.
Sementara langkah-langkah RME yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran diawali dengan pengambilan permasalahan yang terdapat di dunia nyata (real), yang menjadi titik dasar peserta didik untuk memahami, bahwa mereka terlibat pada situasi yang dialami. 2) Model yang menjadi jembatan untuk menjelaskan keabstrakan pada matematika yang nantinya peserta didik pelajari. Model itu didasari dengan suatu keadaan yang ada di real world yang dapat disebut dengan alat peraga.
3) Kebebasan peserta didik untuk memberikan ekspresi terhadap hasil kerja yang diberikan oleh guru, yaitu permasalahan nyata yang nantinya akan terdapat beberapa variasi dari pemecahan masalah yang diberikan. 4) Koneksi antara matematika dan dunia nyata dalam proses pembelajaran matematika dijadikan suatu titik dasar dalam menyelesaikan masalah yang akan dilakukan peserta didik.
Terdapat beberapa tahapan pembelajaran matematika yang berbasis RME. Tahapan itu, yakni 1) activity, melakukan aktivitas dengan menyelesaikan suatu masalah sehingga peserta didik akan berperan aktif; 2) reality, peserta didik mengaplikasikan keadaan realitas untuk memecahkan masalah; 3) understanding, peserta didik menemukan solusi secara bertahap; 4) interaction, peserta didik diberikan kesempatan untuk membagikan pengalaman yang didapatkan pada saat memecahkan masalah, dan; 5) guidance, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba menemukan konsep, rumus, dan prinsip yang diberikan. (*)
*) Penulis adalah Mahasiswa S2 TEP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya; dan Guru Matematika SMA Anjasmoro Surabaya.







