SURABAYA (RadarJatim.id) – Gelombang penolakan UU Cipta Kerja (Omnibus Law) tidak hanya datang dari kelompok buruh. Di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo), dukungan untuk menolak UU tersebut juga datang dari kampus-kampus.
Bahkan, salah seorang dosen di Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya memberikan bonus nilai A pada mata kuliah yang diambil jika mahasiswanya mau mengikuti demo tersebut bersama buruh yang berlangsung Kamis (8/10/2020) hari ini.
BACA JUGA: Aksi Demo Omnibus Law Surabaya, Polisi Antisipasi Penyusup Demonstran
Adalah Umar Sholahudin, dosen Fisip UWK Surabaya yang sehari-hari mengampu mata kuliah “Gerakan Sosial dan Pembangunan”. Dia secara terang-terangan mengumumkan niatnya untuk mendukung aksi menolak UU Cipta Kerja dengan mengajak para mahasiswanya.
Melalui akun media sosial (Medsos) pribadinya, Umar mengajak mahasiswa untuk berdemo. Bahkan, tak hanya di layar Medsos, Umar juga turun langsung ikut demonstrasi bersama para buruh dan mahasiswanya.
“Buat mahasiswa saya yang ikut demo tolak UU ‘Cilaka’ bersama buruh, untuk mata kuliah Gersos (gerakan sosial) dan pembangunan saya kasih nilai A,” tulisnya di dinding akun medsos pribadinya.
Umar juga menulis, “Janji saya. Terus bergerak. Jangan kasih kendor. Terima kasih mhs ku yg ikut gabung bersama Buruh tolak UU cilaka. Sebuah pembelajaran politik yg penuh makna. Saya wajib Ganjar kalian dgn nilai A. Selamat sy angkat topi setinggi2nya.”
BACA JUGA: Massa Menjebol Pagar Grahadi
Saat dikonfirmasi, Kamis (8/10/2020) siang, Umar tengah mendampingi sekitar 15 mahasiswanya yang ikut demo di gedung negara Grahadi, Jl. Gubernur Suryo Surabaya, tempat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa biasa menerima tamu atau kunjungan.
Ia mengaku, bahwa ajakan demo kepada mahasiswanya itu bukan bercanda, tapi serius. Janji pemberian nilai A itu, katanya, sebagai bentuk apresiasi kepada para mahasiswa yang berempati kepada para buruh yang tengah berjuang. Selain itu, demo bisa dijadikan media belajar bagi mahasiswa untuk mengasah empati dan kepedulian kepada masyarakat.
“Saya biasa memberikan nilai A untuk mahasiswa yang bisa menulis opini di koran dengan tema terkait mata kuliah saya. Sekarang ada momen seperti ini, saya dorong mahasiswa untuk demo,” tutur Umar.
Umar mengakui, pihaknya secara pribadi juga menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan pemerintah bersama DPR RI. Karena itu, ia juga dengan antusias ikut turun gunung ikut deminstrasi.
“Bagi mahasiswa, UU ini juga akan mereka rasakan ketika akan memasuki dunia kerja nanti. Maka, mereka juga harus terlibat dalam aksi penolakan ini bersama buruh,” ujar Umar.
Ia tambahkan, dengan mendorong mahasiswanya untuk ikut demonstrasi, akan menggugah simpati mereka terhadap perjuangan nasib buruh. “Agar mahasiswa tergugah bagaimana nasib buruh, perjuangan dan derita mereka,” pungkas Umar. (rj2/Red)







