SURABAYA (RadarJatim.id) Rasa cinta masyarakat Kota Surabaya kepada Walikota Tri Rismahari dan Calon Walikota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin memang sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, di tengah kondisi perpolitikan yang semakin memanas ini, masyarakat Kota Surabaya membela kedua figur tersebut.
Pembelaan ini dilakukan dengan aksi “Bela Risma Menangkan MA” lantaran kedua figur pemimpin tersebut menjadi korban politik adu domba yang digencarkan oleh PDI Perjuangan. Politik adu domba yang dilakukan oleh partai bergambar banteng tersebut pun sangat diketahui oleh masyarakat Kota Surabaya.
Masyarakat melihat hal ini dilakukan agar Cak Machfud kehilangan kepercayaan dengan membenturkannya bersama Risma. Dengan membenturkan kedua figur tersebut calon yang diusung oleh PDI Perjuangan akan mendapatkan keuntungan.
Hal ini dikarenakan para pemilih Cak Machfud bisa saja mengalihkan dukungan karena dianggap tidak menghargai kinerja Risma selama di Pemkot Surabaya.
“Kami mencintai Pak Machfud Arifin dan Bu Risma, karena itu kami tidak terima jika kedua pemimpin kami diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti PDI Perjuangan,” ujar salah seorang warga Kota Surabaya, Nur Herdian.
“Kita semua bisa melihat dan menilai, siapa yang akan diuntungkan jika membenturkan Pak Machfud Arifin dan Bu Risma. Warga Surabaya tidak bodoh, saya sendiri langsung tahu jika politik adu domba ini dimotori oleh PDI Perjuangan untuk menjatuhkan pemimpin-pemimpin yang kita cintai seperti Bu Risma dan Pak Machfud Arifin,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, politik adu domba yang dijalankan oleh PDI Perjuangan adalah menyebarluaskan video nyanyian “Hancurkan Risma” di tengah masyarakat. Bahkan, warga yang bernyanyi di dalam video tersebut merupakan pendukung dan simpatisan yang setia kepada PDI Perjuangan.
Terlihat, warga di dalam video ini lengkap mengenakan atribut paslon nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman. Seolah-olah ingin menunjukkan jika paslon nomor 2 memiliki hubungan yang buruk dengan Walikota Risma.
Padahal, pada kenyataannya hubungan keduanya baik-baik saja dan tidak ada masalah sama sekali. Kendati demikian, karena untuk meraup simpati di tengah masyarakat, PDI Perjuangan menghalalkan segala cara dengan menggunakan politik adu domba untuk menaikkan pamor dari Eri Cahyadi yang nanti muncul sebagai pembela dan penyelamat nama besar Tri Rismaharini.
“Nanti bisa kita lihat pasti calon dari PDI Perjuangan akan muncul untuk membela Bu Risma padahal ini adalah strategi mereka untuk meraih simpati masyarakat dengan mengadu domba Pak Machfud Arifin dan Bu Risma. Jika tidak begini mereka tidak memiliki kesempatan untuk bisa mengungguli Pak Machfud Arifin di Pilwali 2020 ini, mereka tidak memiliki visi dan misi yang jelas apalagi program, karena itu hanya ini yang bisa mereka lakukan,” terang warga Surabaya lainnya, Adi Bachtiar. (RJ/Red)







