SIDOARJO (RadarJatim.id) – Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 baru saja selesai, namun konfigurasi politik di Kabupaten Sidoarjo kian mengerucut. Peta kandidasi Pemilihan Kepala Daerah (Pillkada) Sidoarjo menuju jalan panjang November 2024 kian terang, minimal polanya mulai terbaca dan terpetakan dengan mudah. Deklarasi dan dukungan lewat media sosial (medsos), agresivitas gerakan politik dan konsolidasi elite kian masif, seakan Pilkada Sidoarjo dalam hitungan hari saja.
Nanang Haromain, founder Institute of Research and Development Public (IRDP) mengatakan bahwa fenomena memanasnya situasi politik menjelang Pilkada Sidoarjo 2024 yang berkembang belakangan mesti diletakkan dalam konteks serba ketidakpastian.
“Belum sepenuhnya tuntas. Mulai poros koalisi hingga pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) masih serba dinamis, dan mengandung sejuta misteri yang tak bisa ditafsir dengan mudah,” kata Nanang Haromain saat ditemui awak media dikantornya, Rabu (13/03/2024).
Peta politik di Kabupaten Sidoarjo secara dramatis berubah dengan cepat. Tidak ada yang pernah menyangka kalau keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Sholawat bisa merapat ke pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 02 Prabowo-Gibran, dan rela meninggalkan Muhaimin Iskandar yang juga maju sebagai Cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan.
Padahal semua orang tahu, kalau keluarga besar Ponpes Bumi Sholawat adalah pendukung utama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Gus Muhdlor (GM) ketika maju di Pilkada Sidoarjo 2020 kemarin juga mendapatkan rekomendasi dari PKB, dan situasi ini pasti meninggalkan luka bagi Muhaimin Iskandar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB serta para pendukungnya di Sidoarjo.
“PKB sebagai partai pemenang di 4 Pilkada (Sidoarjo, red) terakhir, hari ini sudah memastikan tidak akan memberi rekom kembali ke Gus Muhdlor,” katanya.
PKB akan mengusung sendiri kader yang dianggap loyal, sementara GM juga tidak akan kesulitan mencari partai politik (parpol) lain sebagai kendaraan pengusung di Pilkada Soidoarjo nanti. Meskipun sebenarnya bukan hal yang lazim dalam sejarah PKB, kader kuatnya diusung oleh partai diluar PKB dan masih berpotensi menang.
“Dan kalau sampai ini terjadi, untuk pertama kali dominasi PKB sebagai pemenang Pilkada (Sidoarjo, red) runtuh. Setelah hampir 20 tahun mendominasi pemilihan kepala daerah secara langsung,” ujarnya.
Potensi kembali majunya GM di Pilkada Sidoarjo 2024 masih dilanda ketidakpastian. Persoalan hukum yang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum tuntas. Kalau pun lolos dari jeratan hukum, hal ini tidak menjamin di masa depan juga aman apalagi komposisi komisioner KPK di akhir tahun 2024 juga akan mengalami pergantian.
“Artinya, persoalan hukum ini menjadi sandera politik dalam jangka panjang,” tambahnya.
Bisa jadi dengan situasi ini dan dengan pertimbangan panjang, GM tidak maju berkontestasi di Pilkada Sidoarjo. Namun, bukan berarti keluarga besar Ponpes Bumi Sholawat akan berdiam diri.
Komisiner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo periode 2014-2019 itu meyakini bahwa keluarga besar Ponpes Bui Sholawat tetap akan terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.
Nama Syaikul Islam berpotensi dimunculkan atau memungkinkan Bumi Sholawat juga akan memasang orang terdekat di luar keluarga dalem, seperti Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo H. Rizza Ali Faizin atau H. Usman, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sidoarjo.
“Kalau 2 nama ini dimunculkan, H. Usman sedikit di atas angin. Kedekatan dengan keluarga mantan Bupati Saiful Ilah adalah nilai plus. Tapi lagi-lagi, ini akan menjadi pertarungan perebutan rekom di internal PKB yang sengit,” terangnya.
Menurut Nanang bahwa politik tidak bisa diterka hitam-putih semudah membaca garis tangan, semua masih sangat dinamis. Hal-hal yang selama ini dianggap sangat mustahil, masih serba mungkin. Fakta politiknya cukup banyak.
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa kongsi politik yang saat ini sedang proses penjajakan politik akan berakhir happy ending atau justru sebaliknya. “Tidak menutup kemunkinan, kubu PKB Cak Imin akan islah dengan keluarga Pondok Bumi Sholawat. Dan akan mengusung kembali pasangan dari keluarga pondok Bumi Sholawat dengan H. Subandi Ketua DPC PKB Sidoarjo,” jelasnya.
Sementara itu, partai diluar PKB juga memantau situasi dan dinamika politik yang ada di Ponpes Bumi Sholawat. “Pendulum politik Sidoarjo akan dibawa kemana, tergantung dari keputusan politik yang akan diambil keluarga Pondok Bumi Sholawat,” pungkasnya. (mams)







