Memutar kembali jarum sejarah dan memaksanya berjalan seperti sediakala merupakan hal yang mustahil. Tetapi, menapaktilasi kembali jejak sejarah, lalu merefleksikannya kembali pada masa kini merupakan keniscayaan, sebagai anak bangsa yang berperadaban. Tentu, ini tidak sekadar menghidupkan kembali episode demi episode perjalanan sejarah yang pernah ada, tetapi lebih dari itu, menjadikannya inspirasi sebagai spirit membangkitkan kearifan budaya lokal dan pengembangan berbagai fungsi yang terkandung di dalamnya.
Itulah obsesi yang ingin direalisasikan Pemerintah Kabupaten Gresik. Mulai menggodok dan mematangkan ide, hingga mewujudkannya dalam sebuah mahakarya monumental, memakan waktu lumayan lama. Dan, kini obsesi itu bisa direalisasikan oleh pemerintahan Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakilnya, Aminatun Habibah. Lahirnya kembali kawasan dengan nuansa kota lama, kini bisa dirasakan. Ya, Gresik kini memiliki ikon wisata baru berbasis heritage, yakni Bandar Grissee.
Dalam temaram petang dan diselimuti mendung yang sesekali ditingahi gerimis lembut, di ujung Barat Jalan Basuki Rahmat, Gresik, tertancap tonggak sejarah lahirnya kembali Bandar Grissee yang sempat menapaki masa kejayaannya pada abad ke-14. Ya, Bandar Grissee secara resmi diresmikan oleh Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, di depan publik kota Gresik, Jumat (16/12/2022).
“Bandar Grissee menggambarkan multi-etnis dan multi-budaya, karena di masa lalu di sini memang hidup berdampingan berbagai etnis, ada pecinan, Arab, Persi, India, dan tentu etnis pribumi sendiri. Dari sinilah, dengan mencermati foto-foto dokumentasi yang masih tersimpan, kami ingin menampilkan kawasan ini dengan nuansa masa lalu itu,” ujar Bu Min, sapaan akrab Wakil Bupati Aminatun Habibah.
Nama Bandar Grissee disematkan pada kawasan ini, karena kota Gresik hingga kini masih kental dengan multikultural atau budaya peninggalan masa lalu, sejak masa kolonial Belanda. Sebagai wilayah yang pernah dijuluki Kota Bandar atau Kota Pelabuhan pada masanya kejayaannya, Gresik pernah berperan penting dalam perdagangan di Nusantara dan dunia sejak abad ke-14.

Simpul Perdagangan
Secara umum, dulu Bandar Grissee dapat dipandang sebagai titik yang menghubungkan berbagai simpul-simpul perdagangan di sepanjang jalur perdagangan dunia. Dalam jalur perdagangan ini, wilayah barat, yakni Eropa dihubungkan dengan wilayah timur, yakni China. Meski demikian, dalam praktiknya hubungan dagang yang terjadi tidak hanya melibatkan para pedagang dan bangsa Eropa dan China. Transaksi perdagangan juga melibatkan bangsa lain yang melintasi sepanjang jalur tersebut, terutama bangsa Arab, Persia, dan India.
Kawasan Bandar Grissee menempati lahan sekitar 60 hektar yang berada di tujuh ruas jalan di tengah kota Gresik. Ikon wisata baru tersebut direvitalisasi dengan plafon anggaran mencapai Rp 47 miliar yang bersumber dari APBN. Kawasan yang dipoles dengan tetap mempertahankan nuansa kota lama yang legend itu, diproyeksikan sebagai area wisata dengan sentuhan kota lama yang dibalut dengan aneka aktivitas bisnis oleh para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif, serta wahana ekspresi bagi komunitas yang berkembang di masyarakat.
Dengan luasan sekitar 60 hektar, kawasan heritage Bandar Grissee dilintasi 7 ruas jalan yakni, Jalan Kramatlangon, Malik Ibrahim, Agus Salim, KH Zubair, Basuki Rahmat, AKS Tubun, dan Setia Budi. Selain itu, juga terdapat 3 kawasan kampung yang direvitalisasi secara tematik. Ke-4 kampung itu adalah Kampung Pecinan, Kampung Kolonial Kelurahan Bedilan, dan Kampung Pribumi atau Peranakan Kelurahan Pekelingan. Ketiga pembangunan kawasan ini disesuaikan dengan ciri khas masing-masing.
“Gresik adalah etalase toleransi multi-etnis, multi-ras dan multi-agama yang tidak dimiliki daerah lain. Sejarah memang tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangun kembali. Dalam prosesnya, sekaligus kita bisa menghidupkan ekonomi kreatif,” kata Bupati Fandi Akhmad Yani, Kamis (15/12/2022).
Bandar Grissee diresmikan dengan beragam kegiatan, mulai dari pameran, pentas seni, pengenalan buku bandar grissee, hingga sholawatan. Mantan Ketua DPRD Gresik itu menuturkan,
kawasan Bandar Grissee juga akan menjadi pusat kreasi kaum milenial. Bahkan, tempat tersebut akan menjadi ikon wisata baru yang dimiliki Gresik, melengkapi beberapa ikon wisata yang ada.
Menparekraf Sandiaga Uno dan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan hadir setelah kawasan ini dioperasikan. Kedua pejabat negara itu, rencananya mengikuti fun bike bersama.
“Selain meresmikan Bandar Grissee juga akan di-launching tenun Gresik,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kebudayaan dan Pemuda dan Olahraga (Disparkerafbudpora) drg Syaifuddin Ghozali.
Mantan Kadinkes Gresik itu menambahkan, banyak acara kreatif yang akan ditampilkan selama tiga hari, mulai Jumat (16/12/2022). Di antaranya, talk show yang menampilkan akademisi dan praktisi bisnis, bazar UMKM, aksi panggung seniman lokal, fashion show, hingga kegiatan religi sholawatan. Juga disiapkan penampilan bintang tamu dari para selebriti papan atas tanah air.
Bandar Grissee dengan sentuhan ornamen sebagai kota lama, telah lahir kembali Gresik kota. Keberadaanya tentu tidak hanya memanjakan mata yang memandang karena keelokan yang membalutnya. Aneka kebutuhan kuliner, ekonomi kreatif yang diusung para pelaku UMKM, suguhan multi-etnis dan budaya nan eksotik ada di sini. Nah, selamat menikmati. (Suhartoko)







