SIDOARJO (RadarJatim.id) — SMA Negeri 1 Tarik kembali menghadirkan inovasi dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah tahun ajaran 2025/2026, dengan mengusung tema ATLAS (Ajang Tangguh Pengenalan Lingkungan Sekolah), berlangsung sejak tanggal 11,14 hingga 17 Juli 2025.
Tidak hanya menjadi simbol dari perubahan paradigma pengenalan sekolah, tetapi juga menjadi medium yang efektif untuk menanamkan semangat kolaborasi, tanggung jawab, dan cinta terhadap alam.
Siswa-siswi baru secara berkelompok menanam beragam tanaman herbal dan sayuran seperti jahe, kunyit, serai, temulawak, daun mint, bayam, kangkung, seledri, cabai, dan tomat di lahan terbuka sekolah dan taman-taman kecil di area sekitar kelas.
Dirancang untuk mendukung program internal sekolah bertajuk “School Food Care”, yaitu gerakan yang mengedepankan kesadaran pentingnya konsumsi sehat, penghijauan lingkungan sekolah, dan pemanfaatan ruang terbuka hijau untuk menciptakan ekosistem belajar yang sehat dan berdaya guna.
Kepala SMAN 1 Tarik, Wiwik Tri Ernawati, S.Sos., dalam sambutannya menyatakan bahwa MPLS tidak boleh menjadi kegiatan yang menegangkan bagi siswa baru. Sebaliknya, MPLS harus menjadi pintu masuk yang hangat dan membangun, penuh makna, dan mengedepankan interaksi yang positif antara siswa, guru, dan lingkungan sekolah.
“Kami ingin agar siswa baru tidak hanya mengenal tembok dan ruang kelas, tapi juga menyatu dengan semangat dan nilai yang kami bangun di SMAN 1 Tarik. Melalui penanaman ini, mereka belajar mencintai lingkungan, menghargai proses, dan memahami bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar kognitif, tetapi juga tempat tumbuh sebagai manusia seutuhnya,” jelasnya.
Panitia MPLS yang terdiri dari Waka Kesiswaan, staf kesiswaan, pembina OSIS dan pengurus OSIS/MPK merancang kegiatan ini secara menyeluruh agar semua siswa terlibat aktif. Kegiatan diawali dengan pengenalan jenis tanaman dan manfaatnya, pengolahan media tanam, penanaman bersama, hingga pemberian label nama kelompok pada tiap area tanam. Tidak hanya sebagai aktivitas fisik, kegiatan ini juga membuka ruang dialog dan interaksi antar siswa baru yang berasal dari berbagai latar belakang.
Ketua OSIS, Linda Nurmalika (XII-7), menyatakan bahwa konsep MPLS kali ini jauh lebih membekas dan mendidik. “Kami sebagai kakak kelas merasa senang bisa mendampingi adik-adik dalam kegiatan yang benar-benar bermanfaat. Semua merasa dilibatkan, tidak ada tekanan, tidak ada perlakuan kasar. Yang ada justru semangat gotong royong dan saling mendukung,” ujarnya.

Koordinator kegiatan sekaligus Waka Kesiswaan, Ade Bagus Satria, S.Or., M.Kes menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dirancang sejak awal tahun ajaran sebelumnya. “Kami ingin MPLS bukan hanya ceremonial. Harus ada dampak jangka panjang. Ketika siswa belajar menanam dan merawat tanaman, mereka sedang belajar nilai-nilai hidup seperti kesabaran, tanggung jawab, dan cinta lingkungan,” inginya.
Salah satu peserta MPLS, Nayla Ramadhani Putri Johansyah (Gugus 6 ), mengungkapkan bahwa pengalaman menanam bersama teman-teman barunya merupakan momen yang tidak terlupakan. “Saya belum pernah ikut kegiatan seperti ini sebelumnya. Saya jadi tahu cara menanam jahe dan manfaatnya untuk kesehatan. Saya senang karena kegiatan ini bikin saya cepat kenal teman-teman baru,” ungkapnya.(mad)







