GRESIK (RadarJatim.id) — Innalillahi wainna ilaihi roji’un. Masyarakat kota Gresik berduka. Salah seorang tokoh terbaiknya, yang juga pendakwah dan budayawan sejarah Islam, KH Muchtar Djamil, meninggal Senin (14/3/2022) sekitar pukul 13.50 WIB.
Yai Tar, demikian kiai bersahaja ini biasa disapa, meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Semen Gresik setelah sejak Jumat (11/4/2022) malam menjalani perawatan. Awal dirawat di rumah sakit di Jl. Raya Kartini, Gresik ini karena mengeluh dadanya nyeri.
“Diagnosisnya karena ada gangguan jantung dan paru-paru,” kata Sujono, adik ipar Yai Tar, saat dihubungi RadarJatim.id, Senin (14/3/2022) sore.
KH Muchtar Djamil wafat pada usia 86 tahun. Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Gresik ini dikenal sosok yang kalem, bijak, dan bersahaja. Tutur katanya dalam berdakwah tidak pernah meledak-ledak dan terkesan santun dalam menyampaikan materi yang didakwahkan. Dia juga bisa diterima di semua lapisan masyarakat.
Kabar meninggalnya tokoh agama yang juga budayawan sejarah Islam di Kabupaten Gresik ini menyebar begitu cepat. Dari grup-grup WA di sejumlah takmir masjid, jurnalis, telebih di komunitas yang berafiliasi ke NU, kabar meninggalnya ulama yang juga ketua Pusat Informasi Sejarah Islam dan Pusat Dakwah (Puisi Pudak) Gresik ini cepat mengisi ruang-ruang publik.
Tidak hanya di organisasi dan komunitas NU, menyebarnya berita duka Yai Tar juga memenuhi ruang-ruang komunikasi sejumlah grup WA di kalangan Muhammadiyah dan Ormas keagamaan lainnya. Maklum, sosok Yai Tar memang cukup dikenal dan nyaris tak pernah gesekan, apalagi konflik dengan sesama tokoh atau Ormas keagamaan.
Pada Selasa, 8 Maret 2022, Kiai Tar masih nampak sehat dan bugar. Dia ikut rombongan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani berziarah ke makam waliyullah dalam rangkaian peringatan HUT ke-48 Kabupaten Gresik dan Hari Jadi ke-535 Kota Gresik. Di antara yang diziarahi adalah makam Sunan Sunan Giri, Sunan Prapen, juga makam Maulana Malik Ibrahim.
Di makam Sunan Giri, Kiai Tar sempat memegang keris dan mencium sajadah peninggalan Sunan Giri yang ditunjukkan juru kunci dari yayasan yang menaungi pengelolaan makam tersebut. Yai Tar wafat meninggalkan seorang istri bernama Sri Astutik dan anak semata wayang dr Fakhruddin Fakhri. (sho)







