MALAYSIA (RadarJatim.id) Sebagai langkah nyata dalam mendukung kemandirian ekonomi pekerja migran Indonesia di Malaysia, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bekerja sama dengan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia di Malaysia (AOMI) menyelenggarakan program pelatihan administrasi keuangan bagi pekerja migran pada 21 Juli 2024 di Kuala Lumpur.
Kegiatan ini dipimpin oleh Brillian Rosy, S.Pd., M.Pd., sebagai ketua PKM, dan dilaksanakan bersama tim pengajar yang terdiri dari Dr. Farij Ibadil Maula, S.Pd., M.Pd., Novi Trisnawati, S.Pd., M.Pd., serta Fitriana Rahmawati, S.Pd., M.Pd. Program ini bertujuan untuk membekali pekerja migran dengan pengetahuan administrasi finansial untuk mewujudkan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pelatihan yang berlangsung satu hari ini, sebanyak 25 peserta diberikan materi tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi, strategi perencanaan tabungan, investasi, dan perlindungan asuransi. Pelatihan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pekerja migran Indonesia yang sering kali kesulitan mengelola keuangan mereka karena tingginya beban konsumtif dan minimnya pengetahuan mengenai investasi jangka panjang.

Para peserta diajarkan untuk membuat anggaran bulanan, mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta membedakan antara kebutuhan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang.
“Program ini tidak hanya membantu pekerja migran untuk menabung dan berinvestasi, tetapi juga memberi pemahaman menyeluruh mengenai pentingnya literasi keuangan untuk kehidupan yang lebih stabil dan terencana. Kami berharap keterampilan yang mereka dapatkan bisa membawa perubahan yang berarti, tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk keluarga yang mereka tinggalkan di Indonesia,” jelas Brillian Rosy, Selasa (29/10/2024).
Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa banyak pekerja migran Indonesia di Malaysia mengalami kesulitan ekonomi ketika kontrak kerja mereka berakhir. Berdasarkan data survei awal yang dilakukan tim PKM Unesa, ditemukan bahwa banyak pekerja migran masih menghabiskan sebagian besar pendapatan untuk kebutuhan konsumtif tanpa memiliki tabungan atau investasi.
Hal ini membuat sebagian besar pekerja migran terpaksa kembali bekerja di luar negeri karena kurangnya modal untuk bertahan di Indonesia. Tingkat remitansi yang tinggi dari para pekerja migran seharusnya bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang lebih produktif jika mereka memiliki literasi keuangan yang memadai.
“Pelatihan ini diadakan untuk memberikan solusi atas masalah ini,” tambah Brillian. “Dengan literasi keuangan yang baik, para pekerja migran dapat memanfaatkan hasil kerja keras mereka selama bekerja di luar negeri untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kokoh bagi keluarga mereka di IndonesiaIndonesia, ” Tambahnya.
Pelatihan ini melibatkan tim PKM dari Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Unesa, yang terdiri dari beberapa pengajar berpengalaman dalam bidang keuangan dan administrasi. Selain itu, AOMI juga berperan aktif sebagai mitra dalam pelaksanaan program ini.
AOMI, sebuah organisasi yang menaungi pekerja migran Indonesia di Malaysia, menyediakan dukungan logistik dan menjaring peserta dari berbagai sektor pekerjaan di Malaysia. Sebagai organisasi yang sudah lama bekerja untuk kepentingan dan kesejahteraan pekerja migran, AOMI sangat mendukung kegiatan pelatihan ini dan melihatnya sebagai langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup para anggotanya.
Kegiatan yang dilakukan di Sanggar Bimbingan AT-Tanzil Putra Kajang, yang menjadi pusat kegiatan bagi pekerja migran Indonesia yang tergabung dalam AOMI. Sanggar ini merupakan salah satu pusat komunitas bagi para pekerja migran di Malaysia, sehingga memudahkan akses peserta yang berada di berbagai wilayah.
Pemilihan lokasi ini juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan familiar bagi para peserta agar mereka lebih terbuka dalam menerima dan mengaplikasikan ilmu yang diberikan.
Program pelatihan dimulai dengan survei kebutuhan dan pretest yang dilakukan secara daring untuk mengetahui sejauh mana tingkat literasi keuangan para peserta sebelum mengikuti pelatihan. Berdasarkan hasil survei ini, tim PKM menyusun modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan khusus pekerja migran Indonesia. Materi pelatihan meliputi pengelolaan arus kas, pentingnya memiliki tabungan, investasi, serta asuransi untuk perlindungan keuangan.
Pada hari pelatihan, acara dimulai dengan penandatanganan kerja sama antara Unesa dan AOMI sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja migran. Dalam sesi pelatihan yang intensif, peserta diajarkan cara menyusun anggaran, menabung secara efektif, dan memilih jenis investasi yang sesuai.
Selain itu, peserta juga dilibatkan dalam diskusi interaktif untuk bertanya dan berdiskusi tentang kendala yang mereka hadapi sehari-hari dalam mengelola keuangan.
“Pelatihan ini bukan sekadar memberikan teori, tetapi kami juga memandu peserta untuk memahami bagaimana mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan mereka. Harapannya, dengan cara ini mereka bisa mengelola keuangan dengan lebih bijaksana,” ungkap Brillian.
Setelah pelatihan selesai, tim PKM melaksanakan posttest untuk mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, di mana 80% peserta menyatakan pemahaman yang lebih baik mengenai perencanaan keuangan dan 72% peserta merasa puas dengan pelaksanaan dan sikap profesional tim pelatih. Sebagian besar peserta menyatakan niat untuk mulai menabung dan melakukan investasi kecil-kecilan sebagai langkah awal mencapai kemandirian ekonomi.
Selain itu, tim PKM Unesa juga memberikan pendampingan daring bagi peserta untuk memastikan bahwa pemahaman yang diberikan dapat terus berkembang. Dalam sesi pendampingan, peserta dapat berkonsultasi dan berdiskusi terkait tantangan finansial yang mereka hadapi.
Pendampingan ini bertujuan agar peserta mendapatkan dukungan yang berkelanjutan dalam mengelola keuangan mereka. Tim PKM Unesa berharap bahwa pelatihan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para pekerja migran.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi model yang diadopsi di negara lain dengan jumlah pekerja migran Indonesia yang signifikan,” jelas Brillian Rosy.
Selain itu, tim PKM berencana mendokumentasikan hasil pelatihan ini dalam jurnal ilmiah dan video dokumentasi yang akan disebarkan melalui media sosial, agar masyarakat luas dapat lebih memahami pentingnya literasi keuangan bagi pekerja migran.
Sebagai organisasi mitra, AOMI berharap bahwa pelatihan ini tidak hanya mendukung ekonomi para pekerja migran tetapi juga dapat meningkatkan hubungan antaranggota komunitas migran Indonesia di Malaysia.
Dengan adanya literasi keuangan yang baik, para pekerja migran dapat lebih mandiri dan mampu memanfaatkan pendapatan mereka untuk kesejahteraan jangka panjang, sehingga tidak harus kembali bekerja di luar negeri untuk menopang ekonomi keluarga mereka di Indonesia.
Pelatihan administrasi keuangan bagi pekerja migran Indonesia di Malaysia yang diselenggarakan oleh Unesa bersama AOMI ini adalah langkah awal dalam membangun kesejahteraan yang berkelanjutan bagi pekerja migran.
Dengan keterampilan yang diperoleh, pekerja migran diharapkan dapat mengelola pendapatan mereka dengan bijak, mengurangi kebiasaan konsumtif, dan memulai perencanaan keuangan jangka panjang yang lebih matang.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi lainnya untuk turut serta dalam mendukung kesejahteraan pekerja migran Indonesia di luar negeri. (RJ1/RED)







