SURABAYA (RadarJatim.id) – Pembelajaran komprehensif kembali dilaksanakan siswa kelas IV SD Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya. Kegiatan berbasis projek kali ini dikemas dalam event seru yaitu Pameran Budaya Nusantara, yang berlangsung pada Kamis (25/1/2024).
Sejak pagi halaman sekolah yang rimbun itu terlihat meriah. Berderet 32 stan yang jumlahnya sama dengan provinsi yang ada di Indonesia. Masing-masing stan mewakili satu provinsi. Menyajikan berbagai informasi mulai dari letak geografis, seni daerah, kuliner khas, hingga destinasi wisata. Satu stan ditangani oleh tiga atau empat siswa. Di tengah arena juga terdapat panggung seni untuk mementaskan tari daerah, paduan suara, dan fesyen.
Tidak sekadar menggelar karya berupa majalah 3D, kerajinan tangan, dan jajan tradisional, tetapi di sana juga terjadi proses pembelajaran lewat interaksi informal yang menyenangkan. “Mari mampir ke stan kami. Ada gimnya, boleh dicoba,” kata seorang siswi kelas 4 penjaga stan. Bentuk gim dalam pameran tersebut bermacam-macam. Ada yang menggunakan roda berputar, kocok dadu, lempar panah, hingga lempar bola ping pong.
Seorang siswa pengunjung terlihat mencoba gim bola di stan Provinsi Banten. Bola menggelinding dan masuk pada sebuah kotak yang berisi tumpukan kartu kuis. Penjaga stan pun membaca kartu yang berisi pertanyaan: “Apa binatang langka di Banten?” Yang ditanya terdiam, karena tidak tahu jawabannya.
Penjaga stan ini berbaik hati dengan menunjukkan majalah dinding tiga dimensi yang dapat diputar, “Cari jawabannya di sini, dibaca saja.” Pengunjung itu lantas mencermati artikel dan foto, lalu berseru: “Aku tahu. Badak bercula satu.” Betul.
Bagi pengunjung yang sukses menebak pertanyaan gim disilakan mengambil cindera mata gratis. Boleh pilih: snack, kipas mini, hingga gantungan kunci.
Acara berlangsung meriah. Lewat kegiatan ini, terjadi proses pembelajaran yang terkemas dalam permainan. Anak ditantang dengan pertanyaan, lalu diminta mencari sendiri jawabannya dengan membaca informasi yang tersaji secara artistik di masing-masing stan.
Penjaga stan juga belajar banyak hal. Mulai dari keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, melayani, hingga menyiapkan stan agar tampil apik dan mengundang minat pengunjung.
Penjaga stan yang menampilkan keberadaan provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Wakasek SD SAIM, Ustazah Zahra M., acara Pameran Budaya Nusantara itu bukanlah acara tunggal, tetapi merupakan puncak dari rangkaian gelar karya yang dalam kurikulum Merdeka lazim disebut dengan Projek P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Beberapa hari sebelum acara tersebut, siswa dalam kelompok kecil telah sibuk mempersiapkan materi pameran, kemudian masing-masing kelompok tampil presentasi di aula sekolah di hadapan siswa lintaskelas. Mereka menerangkan informasi tentang provinsi tertentu yang menjadi tugasnya.
Dalam kesempatan tersebut Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Sukolilo, Atiek Faroha, S.Pd.,M.M., berkenan hadir guna menyaksikannya secara langsung. Dirinya pun langsung memberi apresiasi positif.
“Ini menginspirasi sekali, baik untuk kita, wali murid yang hadir, khususnya untuk anak-anak. Ini wujud dari kegotongroyongan. Materi pelajarannya kan tentang kebhinekaan. Jadi sudah cocok sekali. Bahkan ada unsur wirausahanya juga. Jadi dari enam pilar pada P5, sudah diambil dua yaitu kebhinekaan dan wira usaha,” katanya di sela pameran.
Dirinyapun mengusulkan agar pameran seperti ini digelar lagi dengan peserta yang diperluas dengan melibatkan sejumlah sekolah. Agar dapat bergaung lebih besar. (rio).
