KEDIRI (RadarJatim.id) — Pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa dalam membangun generasi berkarakter kembali ditekankan dalam seminar yang digelar di Resto Andaliman, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi PKB, KH An’im Falachuddin Mahrus dan Wakili Rektor I UIN SAYYID Ali Rahmatullah Tulungagung, Dr Khoirul Anam. Mengangkat tema “Pentingnya Kolaborasi antara Guru, Orang Tua, dan Siswa dalam Membangun Generasi Unggul”, seminar juga menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan dan ulama berpengaruh.
Anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi PKB, serta salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri, KH An’im Falachuddin Mahrus, menjadi salah satu pembicara utama dalam kegiatan tersebut. Dalam paparannya, ia menegaskan, bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya bertumpu pada sekolah semata, melainkan juga pada dukungan penuh dari orang tua di rumah.
Menurutnya, anak-anak akan tumbuh optimal ketika mendapatkan keteladanan dan bimbingan yang selaras antara sekolah dan keluarga.
“Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama formal, tapi kesatuan visi untuk mencetak generasi berakhlak dan berilmu agar tumbuh menjadi generasi yang berakhlak dan cerdas,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, bahwa kemajuan teknologi di era digitalisasi seperti saat ini, jangan sampai membuat orang tua menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan kepada sekolah.
“Guru hanya sebagian dari sistem pendidikan, tapi keluarga adalah pondasinya,” tandasnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan, bahwa sinergi antara tiga unsur utama, yaitu guru, orang tua, dan siswa, akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berkelanjutan. Ia menilai, anak-anak akan lebih termotivasi belajar ketika mereka merasa mendapat dukungan dan perhatian dari kedua sisi, seperti dari pihak sekolah dan keluarga.
“Sekolah dan rumah harus menjadi satu ekosistem yang saling menguatkan,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu tantangan dunia pendidikan saat ini adalah masih lemahnya komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid. Karena itu, diperlukan ruang dialog yang intens untuk menyamakan visi pendidikan anak.
kegiatan semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lain untuk terus memperkuat sinergi dengan orang tua dan siswa.
Sementara Dr Khoirul Anam, turut memberikan pandangan akademisnya mengenai pentingnya pendekatan holistik dalam dunia pendidikan. Ia menekankan, bahwa komunikasi terbuka antara guru dan orang tua menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter serta prestasi siswa.
“Sekolah dan keluarga harus berjalan seiring. Guru tidak bisa bekerja sendiri, dan orang tua pun harus memahami peran pentingnya dalam proses belajar anak,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PCNU Kabupaten Kediri, KH M. Makmun Mahfudz (Gus Makmun), menambahkan, bahwa pendidikan bukan hanya soal intelektualitas, tetapi juga soal pembentukan moral dan spiritual.
Ia mengingatkan, kolaborasi ini seharusnya berakar pada nilai-nilai ke-Islaman dan kebudayaan lokal, agar siswa tumbuh menjadi generasi yang kuat secara iman dan cerdas secara sosial.
Sedangkan Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Kediri, Hj. Mudawamah, menyoroti peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Ia mendorong para orang tua, khususnya kaum ibu, agar lebih aktif menjalin komunikasi dengan pihak sekolah.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam pendidikan anak. Ketika ibu dan guru berkolaborasi, maka karakter anak akan terbentuk lebih baik,” jelasnya.
Pada akhir acara, seluruh narasumber sepakat bahwa keberhasilan pendidikan adalah hasil dari kerja bersama, bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswa menjadi kunci utama dalam mencetak generasi unggul yang berkarakter, berilmu, dan berdaya saing di masa depan. (rul)







