SIDOARJO (Radarjatim.di) — Agar program-programnya lebih dikenal di kalangan masyarakat, melalui kegiatan ‘Uji Publik dan Inovasi”, Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) memperkenalkannya ke jenjang SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Konkretnya, langsung dilakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding), Senin (24/10/2022) siang.
Kepala BBJT Dr Umi Kulsum, SS, M.Hum menjelaskan, pihaknya mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dengan 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Sasarannya adalah para guru, siswa, tenaga pendidikan, wartawan, pemerintahan dan yang lainnya.
“Namun, kami dengan SDM yang sangat terbatas, kalau tidak melakukan kerja sama, hasilnya juga tidak akan maksimal. Makanya kami melakukan kerja sama dengan Pemda, dengan komunitas agar bahasa sastra tetap bermartabat,” jelasnya.
Kali ini, katanya, BBJT melakukan teken MoU dengan perguruan tinggi, di antaranya Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial Universitas NU Blitar, Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung,.
Kerja sama juga dilakukan dengan Progam Studi S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra UN Malang, Fakultas Sastra UN Malang. Selain itu, juga dengan Program Studi Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Unesa dan Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia Komisariat Unesa, serta SMPN 6 Sidoarjo dan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas PGRI Kanjuruhan Malang.

Umi Kulsum menambahkan, kerja sama yang dilajukan terkait dengan Uji Kompetensi Berbahasa Indonesia (UKBI) yang baik dan benar, termasuk juga tentang magang, juga kerja sama dosen tamu, praktisi, termasukkerja sama dalam penulisan karya ilmiah.
“Jadi saya harapkan jangan hanya mengejar TOEFl sementara UKBI belum maksimal. Makanya terus kami perkenalkan, di universitas itu program kami semakin dikenal, salah satunya UKBI,” terang Umi Kulsum.
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Unesa Pratiwi Ratnaningdyah, PhD sangat menyambut baik kerja sama tersebut. Ada dua hal yang utama dalam kerja sama yang telah disepakati. Pertama, adalah magang untuk mahasiswa.
“Meskipun kami dari sastra Inggris, dan mahasiswa wajib mengambil TOEFL,” terangnya.
Ia sepakat terkait pelaksanaan UKBI. Hal itu agar anak-anak Indonesia, termasuk para mahasiswa, memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan terukur.
“Apalagi UKBI ini sudah mengikuti standar internasional. Maka, sangat perlu sekali mahasiswa itu mengikuti UKBI untuk mengukur kemampuannya dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar,”tandas Pratiwi. (mad)







