JAKARTA (RadarJatim.id) — Presiden Prabowo Subianto mengingatkan masih banyaknya korupsi yang terjadi di negara Indonesia. Hal itu disampaikan dalam pidato perdananya seusai dilantik sebagai presiden di ruang sidang Paripurna MPR Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
“Saudara-saudara sekalian, kita harus menghadapi kenyataan, bahwa masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, korupsi di negara kita,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Menurut Presiden Prabowo, perilaku tak terpuji tersebut (korupsi, Red) merupakan salah satu hal yang dapat membahayakan masa depan bangsa, masa depan anak-anak, hingga cucu ke depannya.
“Kita harus berani mengakui, terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha yang tidak patriotik,” tandasnya.
Karena itu, ia meminta kepada para pejabat pemerintah untuk tidak takut melihat realitas bangsa saat ini. Padahal, di sisi yang lain masih terlihat banyak sebagian rakyat Indonesia yang belum menikmati kemerdekaan.
“Terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan. Terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi. Terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah,” ungkap Prabowo.
Pada bagian lain pidatonya yang berdurasi 50 menit itu, Presiden Prabowo menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Tantangan dan kesulitan yang terjadi, lanjut Prabowo, karena bangsa ini kurang waspada serta, kadang-kadang, tidak andal dan piawai dalam mengurus kekayaan sendiri.
“Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah sendiri, dan mari berani memperbaiki diri sendiri, berani mengoreksi diri kita sendiri,” ujarnya.
Oleh karena itu Prabowo mengajak para pemimpin politik untuk tidak puas melihat angka-angka statistik dan prestasi lainnya
“Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar?” katanya.
Karena itu, Prabowo mengajak semua pihak untuk melihat kenyataan. “Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak, memasukkan kepalanya ke dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah. Marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani. Marilah kita berhimpun, bersatu untuk mencari solusi-solusi, jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut,” ajaknya pebuh semangat.
Setelah menyampaikan tantangan-tantangan itu Prabowo menyampaikan sejumlah komitmen untuk memperbaiki keadaan. Di antaranya, mencanangkan swasembada pangan.
“Saya telah mencanangkan bahwa, Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar,” ujarnya.
Prabowo juga berjanji melakukan swasembada energi. “Kita juga harus swasembada energi. Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek,” katanya. (rj2)







