KEDIRI (RadarJatim.id) — Merebaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Itu terbukti dengan banyaknyanya laporan masuk dari masyarakat kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPP Kabupaten Kediri, drh Yuni Ashmawati, mengatakan, peningkatan jumlah kasus PMK ini dikarenakan tingkat penularannya sangat cepat, terlebih jika hewan ternak sedang berkumpul menjadi satu.
“Maka dari itu, kita memberlakukan penutupan terhadap pasar hewan secara serentak. Itu adalah langkah awal untuk memutus penularan wabah PMK,” katanya, Kamis (23/1/2025).
Yuni mengaku, untuk laporan yang diterima oleh DKPP Kabupaten Kediri per Kamis (23/1/2025), terdapat ratusan kasus. Dengan banyaknya jumlah kasus tersebut, langkah yang diambilnya adalah disembelih dengan paksa jika melihat kondisi hewan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
“Barusan totalnya ada 883 sapi sakit. Sebanyak 128 sembuh, 4 disembelih secara paksa, dan 27 ekor mati,” terang Yuni.
Ia menegaskan agar masyarakat untuk saat ini tidak melakukan transaksi atau jual-beli terlebih dahulu di pasar hewan. Ia juga mengingatkan para peternak untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan ternaknya. Caranya, di antaranya selalu melakukan penyemprotan desinfektan secara rutin.
“Bila menemui gejala PMK, silakan segera melapor dan memisahkan antara yang sakit dan yang sehat untuk dikarantina,” tandasnya. (rul)







