BOJONEGORO (RadarJatim.id) – Dalam puncak peringatan Hari Koperasi ke-78 Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Kabupaten Bojonegoro, ribuan siswa siswi penari berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), Kamis (17/7/2025).
Penampilan para penari berjumlah 2.025 murid di Stadion Letjen H. Soedirman tersebut, bertajuk ‘Pergelaran Tari Api Kayangan Merah Putih oleh Penari Terbanyak’. Sedangkan kostum yang digunakan nampak selaras dengan beberapa ikon Kabupaten Bojonegoro seperti api kayangan dan juga udheng Samin.
Erni Widiana, orator filosofi Tari Api Kayangan Merah Putih menuturkan, bahwa tarian khas Bojonegoro ini terinspirasi dari sumber api abadi tak kunjung padam, yakni Kayangan Api. Berada di tengah hutan jati dan jauh dari penduduk bermukim.
Konfigurasi disajikan dalam bentuk pola lantai penari, roda bergigi, menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus-menerus. Rantai sebagai ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan. Serta padi dan kapas lambang kemakmuran. Timbangan bentuk keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Selain itu juga ada pohon beringin, simbol kehidupan. Warna merah dan putih sebagai penggambaran sifat nasionalisme.
“Penyajian tari Api Kayangan dengan kain merah bendera yang menyala sebagai simbol semangat kebangsaan masyarakat Bojonegoro, berkobar laksana api membara untuk sang Merah Putih,” ujar Erni.
Selain itu, 2.025 penari Api Kayangan yang sama dengan tahun saat ini memiliki filosofi tersendiri, yaitu tahun untuk memulai semangat baru dan harapan baru menuju Kabupaten Bojonegoro yang lebih bahagia, makmur dan membanggakan.
Sementara, Representatif MURI, Sri Widiati yang hadir di Stadion Letjen H. Soedirman menjelaskan, tari Api Kayangan Merah Putih ini mengangkat kearifan lokal dari Bojonegoro.
“Kegiatan ini tidak hanya tercatat rekor nasional, tapi oleh Ketua Umum MURI Jaya Suprana dikukuhkan sebagai rekor dunia. Sehingga mengumumkan dan mengesahkan Tari Api Kayangan Merah Putih oleh Penari Terbanyak, 2.025 penari resmi tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia yang ke 12.274,” ujarnya.
Di sisi lain, 2.025 penari yang ada dalam pertunjukan spektakuler tersebut, berasal dari 106 sekolah tingkat SMP/MTs/SMA/SMK/MA se-Kabupaten Bojonegoro, serta penari dari lima perwakilan sanggar. (Pradah)







