
Sidoarjo (radarjatim.id) Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik dan Advokasi (Pusaka) Fatihul Faizun menuding PT Lapindo Brantas, Inc cuci tangan terkait bencana banjir yang terjadi selama lebih satu bulan di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin.
Pria yang biasa dipanggil Paijo itu mengatakan bahwa terjadinya bencana banjir di dua desa tersebut disebabkan oleh eksploitasi dan eksplorasi di TG 6 dan TG 10, Rabu (19/2/2020).
” Lapindo harusnya obyektif melihat hal itu,” katanya.
Diungkapkan oleh Paijo bahwa terjadinya banjir itu disebabkan tidak adanya rekayasa lingkungan akibat aktivitas yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc disekitar wilayah tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihak PT Lapindo Brantas, Inc mengerti terkait adanya rekayasa lingkungan tersebut, namun sengaja menutup mata.
“Sudah seharusnya Lapindo proaktif & punya inisiatif dalam mengatasi masalah banjir disana,” ungkapnya.
Menurut Paijo bahwa warga Desa Kedungbanteng dan Banjarasri pernah melakukan aksi unjukrasa menolak eksploitasi serta eksplorasi di TG 6 dan TG 10 yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas, Inc.
Namun PT Lapindo Brantas, Inc tidak menggubris serta sengaja menutup mata terkait aksi penolakan warga di dua desa tersebut dan tetap melakukan eksplorasi.
“Lapindo tetap saja ngeyel melakukan eksploitasi dan eksplorasi diwilayah sehingga berdampak banjir disana,” pungkasnya. (tot/mams)





