GRESIK (RadarJatim.id) — Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Gresik, Jawa Timur menerjunkan 106 personel untuk merespon banjir di wilayah Gresik Selatan. Mereka terdiri atas 4 personel dari MDMC Gresik, 29 relawan Pencinta Alam Gempa SMA Muhammadiyah 8 Cerme, 10 orang dari PC Aisyiyah Cerme, 15 orang dari IPM SMA Muhammadiyah 8 Cerme. Sisanya dari relawan dari KOKAM dan unsur relawan kebencanaan yang tergabung di MDMC.
Selain melakukan evakuasi korban, MDMC juga melakukan pengobatan gratis dan membuka dapur umum di perguruan Muhammadiyah Cerme. Tim kesehatan MDMC melakukan pengobatan gratis di 2 dusun di Desa Morowudi Kecamatan Cerme, yakni Dusun Moro dan Dusun Ngebret.
Tim kesehatan MDMC yang dipimpin dr Moch. Nurul Jadid telah mengobati 95 penyintas banjir dengan keluhan beragam, di antaranya pusing, kutu air, hingga sesak nafas, Kamis (23/2/2023).
Usai melakukan pemeriksaan kesehatan, dr Moch. Nurul Jadid kepada wartawan mengatakan, pihak MDMC akan terus memantau perkembangan kesehatan penyintas banjir di Morowudi melalui Pos Koordinasi (Poskoor) yang berbeda di Perguruan Muhammadiyah Cerme.
“Kami akan pantau terus perkembangan kesehatan penyintas melalui Poskoor, agar gerak tim bisa lebih cepat dan terarah,” ujar Jadid.
Sementara Tim Dapur Umum MDMC telah mendistribusikan 500 makanan siap saji kepada penyintas di Desa Morowudi dan sekitarnya.
Masih di Morowudi, Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menjelaskan, pemukiman warga yang terdampak banjir sudah berangsur-angsur surut dan hanya menyisakan bekas lumpur.
“Dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa, namun mengakibatkan tergenangnya jalan desa, jalan raya, beberapa rumah warga dan areal persawahan dan tambak. Diiimbau kepada masyarakat agar waspada dengan cuaca, baik hujan maupun angin kencang yang saat ini cukup ekstrem,” ujar Kapolres.
Ditpolairud Polda Jatim bersama Polres Gresik juga menyalurkan Baksos berupa paket sembako kepada masyarakat yang terdampak banjir. Kedua instansi kepolisian itu juga meninjau banjir yang melanda sejumlah desa di wilayah Kecamatan Cerme, Driyorejo dan Menganti, Kabupaten Gresik.
“Kami melakukan pemantauan di beberapa desa di wilayah Gresik, tepatnya di Kecamatan Driyorejo, Kecamatan Menganti, Kecamatan Cerme kabupaten Gresik, yang tergenang air atau banjir akibat dari terjadinya hujan dan debit air naik dari sungai Kali Lamong dan anak sungai Kali Brantas,” kata Ditpolairud Polda Jatim AKBP Puji Hendro Wibowo, Kamis (23/2/2023).
Setelah dilaksanakan monitoring dan pemantauan untuk wilayah Kecamatan Driyorejo, Menganti dan Cerme, sampai saat ini banjir sudah surut dan masih ada sedikit genangan air di pemukiman warga dan jalan.
Adapun 3 kecamatan yang terdampak banjir sebagai berikut:
- Kecamatan Driyorejo
a. Desa Banjaran, ketinggian air 10 cm
b. Desa Sumput, ketinggian air 10 cm
c. Desa Krikilan, sudah surut
d. Desa Driyorejo, ketinggian air 10 cm
e. Desa Bambe, ketinggian air 10 cm - Kecamatan Menganti
a. Desa Boboh, ketinggian air 80 cm
b. Desa Bringkang, ketinggian air 50 cm
c. Desa Pranti, ketinggian air 50 cm
d. Desa Gading Watu, ketinggian air 30 cm - Kecamatan Cerme
a. Desa Morowudi, ketinggian air 75 cm
b. Desa Iker-iker Geger, ketinggian air 50 cm
c. Desa Pandu, ketinggian air 85 cm
d. Desa Njono, ketinggian air 70 cm. - Hingga Kamis (23/2/2023) pukul 12.00 WIB, air masih menggenang di jalan desa dengan ketinggian rata-rata 12 cm. Jalan desa masih tergenang karena tidak ada drainase yang memadai. (sto/maz/rj2)







