BANYUWANGI (RadarJatim.id)–Yuni Box merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di Kecamatan Rogojampi, tepatnya di Dusun Maduran, Desa Rogojampi. UMKM ini memproduksi tas eco bag atau tas ramah lingkungan yang merupakan tas pengganti kantong plastik, sesuai dengan himbauan pemerintah untuk mengurangi limbah tas berbahan plastik.
Hal tersebut disampaikan oleh Mustakim selaku pemilik UMKM Yuni Box, saat awak media berkunjung ke rumahnya, Senin siang, 22 April 2024. Pria yang akrab disapa Takim ini mengatakan, usaha yang ia rintis sejak 12 tahun yang lalu itu telah berhasil memasarkan produksinya hingga ke luar kota, seperti Bali.
Tak sampai di situ, pria berkacamata ini juga mengatakan telah mengekspor beberapa item handy craft/kerajinan hasil produksinya ke luar negeri, yakni ke Eropa melalui relasinya yang berada di Bali. Ia menuturkan beberapa kerajinan yang berhasil diekspor yaitu aksesoris, kotak kayu ukir, dan dompet batik.
“Yuni Box ini saya rintis sejak 12 tahun yang lalu. Berawal dari keprihatinan saya melihat dan mendengar keluhan tentang ekonomi tetangga yang serba pas-pasan. Dari situ saya berpikir untuk mencarikan suatu peluang pekerjaan untuk pemberdayaan
masyarakat sekitar,” ujar Mustakim, Senin (22/4/2024).
Diakuinya, UMKM yang digelutinya tidak selalu mulus. Usahanya tersebut sempat mengalami penurunan saat musim pandemi Covid-19. Namun dirinya bersyukur bisa melewati semuanya itu dan hingga kini usaha kerajinannya yang dibantu bersama 17 pengrajin ini tetap berjalan.
“Seperti di ketahui, Bali merupakan salah satu pulau tujuan wisata terbaik di dunia, sehingga membuka peluang untuk memasarkan hasil kerajinan. Alhamdulillah, setelah masa pandemi Covid-19 dinyatakan telah berakhir, usaha kami berangsur mulai berjalan normal lagi,” terangnya.
Untuk rencana ke depan, Takim berharap Yuni Box bisa menjalin relasi, khususnya di Kabupaten Banyuwangi, agar bisa memasarkan hasil produksi tas eco bag serta hasil kerajinan dari pengrajin-pengrajin yang tergabung dalam pemasarannya.
Menurut Takim, pengrajin yang ada di Banyuwangi berpotensi bisa menguasai pangsa pasar handy craft yang ada di pulau Bali, karena sebagian besar handy craft di Bali didatangkan dari pengrajin yang ada Banyuwangi.
“Saya berharap event art week yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi bisa mendapatkan perhatian dari buyer atau eksportir handy craft yang ada di Bali, karena selama ini sebagian buyer atau eksportir belum tahu bila sebagian besar handy craft yang mereka beli di Bali pengrajinnya ada di Banyuwangi,” ungkapnya.
Sementara itu, Sutiyah, salah satu penjahit tas eco bag yang tergabung dalam Yuni Box mengungkapkan rasa syukurnya bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, menggantikan suaminya yang sudah tidak mampu lagi bekerja semenjak kena stroke.
“Semoga orderannya lanjut terus, agar kami dapat kerjaan,” harapnya. (hsn)







