SIDOARJO (RadarJatim.id) — Prestasi SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Salah satunya menjadi SRA (Sekolah Ramah Anak) tingkat Kabupaten Sidoarjo dan tingkat Provinsi Jawa Timur, kini berlanjut melakukan standarisasi menuju SRA tingkat nasional.
Kondisi tersebut terlihat saat kegiatan Sosialisasi Cipta Lingkungan Aman Melalui SRA dan Pencegahan Kekerasan di Sekolah, pada (18/12/2025) siang di Aula SMK Negeri 2 Buduran.
Dihadiri langsung oleh Kepala Dinas P3AK (Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan) Jawa Timur Dr. Tri Wahyu Liswati, M.Pd bersama Kabid PPHA (Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak), Margaretha Sari, SH M.Si beserta jajarannya.
Dihadapan peserta sosialisasi, Kepala DP3AK Jatim Tri Wahyu Liswati menerangkan kalau sudah dilakukan penyesuaian, nanti kami akan melakukan evaluasi, hasil evaluasi akan diserahkan langsung ke Kementerian PPPA.
“Biar PPPA yang akan melakukan evaluasi sesuai standar nasional. Sehingga nantinya akan mendapatkan sertifikat SRA dari Kementerian PPPA,” terang Tri Wahyu Liswati yang didampingi Kepala SMK Negeri 2 Buduran, Dra. Mariya Ernawati, MM.
“Semoga apa yang telah kita upayakan berama-sama bisa berhasil meningkatkan status hingga menjadi SRA level nasional,” doa Bu Mariya.
Sementara itu, Kabid PPHA Margaretha Sari menambahkan kalau kegiatan di SMK Negeri 2 Buduran ini sosialisasi untuk menciptakan lingkungan ramah anak, memberikan suasana aman dan memberikan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Jadi SRA itu pendidikan yang menjamin pemenuhan hak anak yang dikonsep langsung oleh Kementerian PPPA. “Aspeknya meliputi tiga pilar, yaitu melibatkan satuan pendidikan, melibatkan orang tua siswa dan peserta didik itu sendiri,” jelas Bu Sari_sapaan akrabnya.
Menurut Ketua Tim Kerja Kelembagaan Pemenuhan Hak Anak, Panji Pratanu menambahkan, dalam SRA terdapat empat konsep, yakni mengubah paradigma dari pengajar menjadi pembimbing, orang tua dan sahabat bagi anak-anak.
Kedua, orang dewasa memberikan keteladanan dalam keseharian. Ketiga memastikan orang dewasa di satuan pendidikan terlibat penuh dalam melindungi anak. “Terakhir memastikan orang tua dan anak terlibat aktif dalam memenuhi empat kompenan SRA,” terangnya.
“Sedangkan empat komponen SRA di antaranya adalah dari segi aspek manajemen layanan, aspek dari tenaga penyedia layanan, ketiga fasilitas layanan dan penyelenggaraan layanan,” jelas Panji.
Ia ungkapkan kalau tahun 2020 pihak SMK Negeri 2 Buduran ini sudah melakukan itu, sudah dievaluasi oleh LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Jatim, dan sudah dinyatakan sebagai SRA.
Hari ini kita lakukan pembinaan, pendampingan dan evaluasi. Kami hadir sekarang dalam rangka ingin meningkatkan statusnya.
“Apabila ada kegiatan dari Kementerian PPPA untuk melakukan standarisasi, maka SMK Negeri 2 Buduran ini sudah siap memenuhi standarnya,” pungkas Panji.
Selain Sosialisasi SRA, di hari yang sama SMK Negeri 2 Buduran ada empat lagi kegiatan, di ruang Lab juga ada seminar eskulin bersama mitra Dudi, di lapangan Basket ada panggung hiburan untuk anak-anak, 10 penampil terbaik akan diberikan apresiasi, sekaligus pemberian hadian untuk pemenang lomba classmeet.
Dan yang keempat kegiatan teman-teman Dharma Wanita Persatuan SMK Negeri 2 Buduran mengkuti Banjari/Qosidah di Aula SMA Negeri 4 Sidoarjo, yang kelima ada kegiatan di Surabaya, yang harus kita laksanakan bersama-sama.
Menurut Yoso Susrarto Kabid Pembinaan Ketenagaan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang juga memberikan materi dalam sosialisasi SRA tersebut. Ia juga berharap setiap ada kegiatan prestasi, bagi yang meraih juara mohon untuk diberikan apresiasi.(mad)
