• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Artikel dan Opini

Sparkling Surabaya, Mau Dibawa ke Mana?

by Radar Jatim
21 Desember 2022
in Artikel dan Opini
0
Sparkling Surabaya, Mau Dibawa ke Mana?

Ario Bimo Utomo

933
VIEWS

Oleh Dr ARIO BIMO UTOMO

Sejak 2006, Surabaya memiliki sebuah brand kota bertajuk Sparkling Surabaya. Rumusan brand yang lahir pada era pemerintahan Wali Kota Bambang Dwi Hartono ini bertujuan mengubah citra Surabaya agar tak hanya dikenal sebagai kota industri, namun juga sebagai kota wisata berskala internasional. Adanya brand tersebut menandai arah Surabaya yang lebih berwawasan global.

Semarak, itulah karakteristik utama yang coba diusung oleh Sparkling Surabaya. Melalui brand tersebut, Surabaya ingin dikenal sebagai kota yang tak pernah tidur dan selalu siap menyambut siapa pun yang hadir. Maka dari itu, tak heran jika Sparkling Surabaya kerap muncul melalui kampanye-kampanye visual. Lazim, ditemui logo brand ini di brosur, poster, serta spanduk yang dipampang di sejumlah lokasi publik. Tak lupa, kesemarakan itu juga diwujudkan secara harfiah melalui gemerlapnya lampu di taman-taman ataupun di jalan-jalan.

Kini, brand Sparkling Surabaya telah genap berusia 17 tahun, usia yang dalam skala manusia kerap dianggap menandai kedewasaan. Dalam rentang waktu yang tak singkat itu, tentu kita patut bertanya, sudahkah Sparkling Surabaya menjadi brand yang relevan bagi kota ini?

Pentingnya Brand Kota

Dalam kajian interdisipliner tentang manajemen perkotaan, sejumlah penulis seperti Anholt (2004), Clark (2007), dan Temporal (2001) sepakat, bahwa brand yang kuat adalah sebuah kebutuhan bagi kota di era globalisasi. Hal ini wajar, karena globalisasi dapat diibaratkan sebagai belantara. Tanpa sebuah penciri yang kuat, maka kota-kota tidak akan punya daya saing.

Terdapat sejumlah studi kasus brand kota yang berhasil. Misalnya, yang dilakukan Barcelona. Menurut Jordi Xifra (2009) dalam Building Sport Countries’ Overseas Identity and Reputation, kota di Spanyol ini memiliki brand sebagai “Ibu Kota Olah Raga Dunia” yang dijadikan acuan pembangunan kotanya.

Bergeser ke Amerika Serikat, brand lain yang sukses adalah apa yang dilakukan New York dengan slogan I♥ NY-nya. Saking suksesnya, brand tersebut bahkan ditiru di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Kita kerap melihat kombinasi “NY” diganti dengan nama-nama destinasi wisata domestik.

Namun, proses branding kedua kota tersebut pun tentunya tak dimulai dari ruang hampa. Di Barcelona, sepak bola sudah lama merasuk dalam identitas masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan Barcelona adalah menunjuk FC Barcelona sebagai duta pariwisata dan menggelar promo tur bertema olah raga.

Setali tiga uang, kampanye I♥ NY yang digalang New York pun tak lahir kemarin sore. Ia sudah digagas sejak 1977 demi memoles citra New York dari kota bisnis yang membosankan menuju kota impian sejuta umat. Kampanye tersebut didukung besar-besaran oleh pemerintah hingga seniman sekaliber Frank Sinatra. Maka bisa dikatakan, membuat brand sebuah kota adalah sebuah komitmen.

Brand dan Realita Kota

Bloom Consulting, sebuah lembaga spesialis manajemen brand, menyatakan, bahwa brand kota adalah soal “menyelaraskan persepsi warga dengan realita”. Ketika sebuah brand kota gagal menyelaraskan diri dengan realita, maka di sanalah brand tersebut akan mengalami krisis identitas.

Namun demikian, dalam studi diplomasi publik, brand kota hanyalah strategi jangka menengah untuk meraih reputasi global. Investasi jangka panjang sebuah kota untuk dapat dikenal adalah pada publiknya. Hal ini terdapat pada praktik, nilai, kebudayaan, serta karakteristik yang diinternalisasikan warganya sehari-hari.

Maka, sebuah brand kota yang kuat tak hanya mudah diingat, namun juga lahir dari kepekaan akan karakter warga kota yang diwakilinya. Keith Dinnie (2011) dalam bukunya, City Branding: Theory and Cases, juga me-wanti-wanti, bahwa sebuah brand harus jelas, unik, namun realistis alias sesuai dengan cerminan warganya. Brand perlu lahir dari denyut nadi kota, bukan sebaliknya.

Kembali pada Sparkling Surabaya. Brand ini memuat visi yang cukup ambisius. Ia tak hanya membayangkan Surabaya sebagai kota industri, tetapi juga berupaya menyajikan Surabaya sebagai kota bisnis, perdagangan, jasa, budaya, serta hunian berskala internasional. Namun, sudahkah Sparkling Surabaya mencerminkan ke-Surabayaan sebagaimana dipersepsikan warganya?

Penelitian dari Ramadhan dkk (2015) yang berjudul ‘Pengaruh City Branding Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung’ mengindikasikan, bahwa penerapan Sparkling Surabaya belum dapat secara maksimal mendongkrak jumlah wisatawan ke Surabaya. Salah satu hal yang menjadi penyebab adalah kurangnya pemahaman terhadap Sparkling Surabaya, termasuk oleh warga Surabaya itu sendiri.

Ini patut disayangkan, padahal warga adalah komponen utama dari sebuah kota sebelum berbicara mengenai infrastruktur atau potensi ekonomi. Sebuah brand harus bisa dihidupkan oleh masyarakat, dan di saat yang sama harus bisa pula menghidupi mereka.

Maka dari itu, Insch dan Florek dalam A Great Place to Live, Work and Play (2008) menambahkan, bahwa persepsi masyarakat terhadap brand kota harus rutin dimonitor. Beberapa pertanyaan bisa diajukan, misalnya: (1) sejauh mana masyarakat memahami brand kota yang kini diterapkan oleh pemerintah? atau (2) apakah brand yang ada saat ini sudah sejalan dengan persepsi mereka?

Dari situ, pemerintah kota dapat mengevaluasi kesuksesan brand yang ada, sehingga program-program yang diambil dapat lebih relevan. Mengenai hal ini, tentu saja kerja sama antara pihak pemerintah, akademisi, serta masyarakat amat dibutuhkan demi menjamin brand yang kuat.

Di usianya yang ke-17 ini, sepertinya sudah saatnya arah implementasi Sparkling Surabaya mendapatkan perhatian khusus. Kota seperti Surabaya terlalu besar untuk tidak memiliki brand global yang menjual, apalagi ketika kota-kota lain di Indonesia mulai berlomba memoles citra. Di tengah segala potensi dan ambisi yang dibawa Sparkling Surabaya, agaknya brand ini perlu menjawab terlebih dahulu pertanyaan yang diajukan oleh Armada Band, “Mau dibawa ke mana?” {}

*) Penulis adalah dosen Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, Pemerhati Diplomasi Kota.

Tags: artikelDibawaKe manaSparklingsurabaya

Related Posts

Plaza Harley-Davidson of Surabaya, Dealer Terlengkap Motor Gede di Surabaya

Plaza Harley-Davidson of Surabaya, Dealer Terlengkap Motor Gede di Surabaya

by Radar Jatim
26 Oktober 2025
0

Plaza Harley-Davidson of Surabaya, dealer...

Lalamove Ride Perluas Layanan ke Surabaya, Pengguna Baru Diskon Hingga 90 Persen

Lalamove Ride Perluas Layanan ke Surabaya, Pengguna Baru Diskon Hingga 90 Persen

by Radar Jatim
17 Oktober 2025
0

Lalamove Ride memperluas layanan ke...

Klub Bola Voli Sidoarjo Rebut Tiga Gelar Kejuaraan Antar Klub U-19 Piala Walikota Surabaya

Klub Bola Voli Sidoarjo Rebut Tiga Gelar Kejuaraan Antar Klub U-19 Piala Walikota Surabaya

by Radar Jatim
10 Oktober 2025
0

SIDOARJO (RadarJatim.id) -- Klub Bola...

Load More
Next Post
PN Surabaya Tunda Eksekusi Sementara, Billy Kuasa Hukum: Penghuni Tunjukkan SHM Asli

PN Surabaya Tunda Eksekusi Sementara, Billy Kuasa Hukum: Penghuni Tunjukkan SHM Asli

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In