SURABAYA (RadarJatim.id) Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dinilai banyak mempelajari kekurangan perolehan suara pada Pilpres 2014 dan 2019. Prabowo dinilai fokus menjaga dukungan kuat dari warga Jawa Timur (Jatim) demi perbesar potensi memenangkan Pilpres 2024.
Direktur Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa menilai Prabowo melakukan hal bijak dengan menaruh perhatian lebih di Jatim. Kondisi demikian menjadi langkah tepat Prabowo menatap pertarung elektoral mendatang.
“Saya melihat Prabowo banyak belajar dari dua kali pilpres, terutama kekalahan dia di Jawa Timur, hal ini membuat perhatian Prabowo akan lebih banyak diberikan ke Jawa Timur,” kata Solissa saat dihubungi, Minggu (26/11/2023).
Terbaru, Prabowo melalui Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nusron Wahid akan bertemu dengan 68 kiai dan ulama se-Pantura Jawa Timur pada hari Minggu. Acara tersebut akan digelar di Pondok Pesantren Langitan, Tuban dan akan bertemu dengan puluhan kiai dari Kediri, Lamongan, dan daerah-daerah di Jatim.
Menurutnya, Prabowo ingin mengkapitalisasi budaya patron antara kiai, santri, dan rakyat Jatim di Pilpres 2024. Dengan begitu, Prabowo makin berpotensi meraup banyak dukungan dari pemilih Nahdlatul Ulama (NU).
“Budaya patron klien antara Kiai, santri dan rakyat di basis-basis pemilih NU kuat sekali,” ucapnya.
Silaturahmi antara Prabowo dengan puluhan kiai langitan itu dinilai akan semakin menguatkan preferensi pemilih NU di Jatim. Sehingga Prabowo semakin berpotensi memenangkan Pilpres 2024 mendatang.
“Positioning Kiai dalam kultur politik NU sangat menentukan preferensi pemilih sehingga dukungan para Kiai bagi Prabowo-Gibran sangat penting untuk memperkuat posisi elektoral di Pilpres 2024,” pungkasnya. (RJ8/RED)







