JAKARTA (RadarJatim.id) — Dokumenter investigasi karya tim Deduktif.id dan End Modern Slavery Now! meraih penghargaan ”Special Recognition Awards” dalam The Centre for Information Resilience Open Source Film Awards 2025. Pengumunan penghargaan kepada dokumenter berjudul berjudul Neraka Perbatasan: Jejak Mafia Judi Online dan Perbudakan Digital di Asia ini berlangsung di Palazzo dei Priori, Perugia, Italia, Kamis (10/4/2025) waktu setempat.
The Centre for Information Resilience (CIR) Open Source Film Awards 2025 merupakan bagian dari Festival Jurnalisme Internasional di Perugia, Italia, yang dijadwalkan berlangsung pada 9-13 April 2025. Dalam rilis yang diterima redaksi RadarJatim.id, Jumat (11/4/2025), Deduktif.id dan End Modern Slavery Now! mengapresiasi pengakuan dari CIR untuk dokumenter tersebut.
”Kisah yang kami bagikan bukan hanya kisah kami sendiri, tetapi kisah dari banyak korban yang terperangkap dalam bayang-bayang jaringan kriminal transnasional,” tulisnya.
Disebutkan, Neraka Perbatasan atau Border Hell mengungkap sisi gelap teknologi, pusat penipuan, perjudian daring, dan perbudakan dunia maya yang merajalela di sepanjang perbatasan Myanmar. Wilayah itu juga jadi tempat yang di dalamnya lebih dari 120.000 orang dipaksa bekerja untuk penipuan daring.
”Meski kami dapat dengan bangga mengatakan, bahwa dokumenter ini merupakan bukti kekuatan kolaborasi internasional, dokumenter ini juga menjadi pengingat akan bahaya yang dihadapi jurnalis, terutama di wilayah-wilayah yang kebebasan persnya terancam,” paparnya.
Di Indonesia, peran jurnalis investigasi dinyatakan sangat penting. Tetapi, jurnalis juga menanggung bahaya besar seiring menguatnya cengkeraman militerisme. Jurnalis, lanjutnya, juga semakin diintimidasi, diserang, dan ditekan. Pemerintah, bahkan telah mengusulkan undang-undang untuk membatasi jurnalisme investigasi di platform siaran yang semakin membungkam kebenaran.
”Kami mempersembahkan penghargaan ini kepada semua jurnalis pemberani yang bekerja tanpa lelah untuk mengungkap korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya di Myanmar, Palestina, dan belahan dunia lain, di mana harga kebenaran terlalu sering dibayar dengan darah,” ungkapnya.
CIR adalah organisasi independen berbasis di London, Inggris, yang berdedikasi mengungkap pelanggaran hak asasi manusia, kejahatan perang, dan segala macam ancaman terhadap demokrasi. CIR merilis berbagai penelitian tentang investigasi sumber terbuka atau Open Source Investigations (OSINV), investigasi digital, pengembangan kapasitas bersama sejumlah peneliti dan jurnalis di beberapa negara. CIR juga berkolaborasi dengan media untuk mengamplifikasi visinya.
Penghargaan ”Special Recognition Awards” dari CIR Open Source Film Awards merupaka salah satu kategori penghargaan istimewa dari CIR bagi ruang redaksi kecil yang belum mampu bersaing dengan ruang redaksi besar di semua tingkatan, tetapi telah menghasilkan karya investigasi yang luar biasa. (red/rj2)







