KEDIRI (RadarJatim.id) – Seiring banyaknya gempuran barang impor di era global sekarang, sejumlah pelaku UMKM di Kabupaten Kediri mengaku siap mengandalkan kekhasan produk lokal.
“Kekhasan ini menjadi keunggulan dan strategi tersendiri bagi kami para UMKM lokal untuk tetap eksis,” kata Ratih Kusuma Dewi, Ketua Pengusaha Muda Kediri Kediri pada Rabu (22/5/2024)
Ratih mengatakan, tips tetap bertahan ini juga mengangkat originalitas produk UMKM lokal. Sebab hal ini diyakini, tidak dimiliki oleh produk impor.
“Misalnya di antaranya kekayaan wastra Batik khas Kediri, dan beragam kuliner oleh-oleh khas Kabupaten Kediri. Itu tidak memiliki produk impor,” katanya.
Namun idealnya, lanjut Ratih, Pemerintah Kabupaten Kediri juga dapat membuat suatu regulasi agar perkembangan dan eksistensi semua produk UMKM lokal ini tidak bisa berdampak pada produk impor.
“Kalau kita tahu tidak semua UMKM bisa tahan produk impor, jadi perlu adanya regulasi pemerintah yang mengatur agar gempuran impor tidak terlalu membanjiri pasaran,” katanya.
Di sisi lain, ia juga mengapresiasi upaya Pemkab Kediri, yang gencar memberikan perhatian lebih kepada UMKM.
Terpisah, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana menambahkan bahwa pihaknya juga telah membantu luasnya produk UMKM. Termasuk pada Musim Haji Tahun 2024, ikut menyediakan bekal Sambal Pecel dan Abon Lele khas Kabupaten Kediri, yang diproduksi UMKM lokal.
“Sambal Pecel khas Kediri ini bukan hanya dibawa sebagai bekal saja, tapi hal itu sebagai cara agar produk kebanggaan masyarakat tersebut juga dapat dikenal luas di Tanah Suci,” katanya.
Lebih lanjut, Bupati Kediri Hanindhito optimis juga dengan beroperasinya Bandara Internasional Dhoho Kediri yang kini telah dilengkapi Pusat Oleh-oleh khas Kediri, bernama Monggo Pinarak, dan memperdagangkan beragam produk UMKM itu, bisa membantu masyarakat menjadi Tuan Rumah di Negeri sendiri. (Nasrul)







