GRESIK (RadarJatim.id) — Warga Desa Balong Tunjung, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik ingin mengembalikan kejayaan budaya batik Jumputan di desanya yang kini sudah sirna. Karena itu, mereka, khususnya emak-emak sepakat untuk mengikuti pelatihan membatik, Minggu (6/2/2022).
Untuk kepentingan pelatihan membatik itu, Ketua Tim Penggerak PKK yang juga istri Kepala Desa Balong Tunjung, Sri Wahyuni, mengundang instruktur khusus batik Sibori. Tidak banyak teori yang diberikan, namun mereka langsung diajari praktik membatik Sibori.
Menurut Bu Yuyun, panggilan akrab Sri Wahyuni, selain ingin mengembalikan kejayaan batik di desanya, pelatihan membatik itu juga untuk mengangkat perekonomian warga terutama kaum ibu-ibu. Ia yakin, jika kebiasaan membatik bisa dilakukan, maka budaya batik Jumputan yang pernah berjaya di desanya bisa dikembalikan.
“Menurut cerita dari mulut ke mulut, nenek moyang dari warga Desa Balong Tunjung adalah pembuat batik Jumputan yang cukup terkenal. Karena tidak ada regenerasi, maka tinggallah cerita saja. Kami ingin menghidupkan kembali kegiatan membatik untuk memberikan nilai tambah bagi ibu-ibu yang saat ini hanya berkutat di sawah,” ungkap Yuyun.
Lebih lanjut dikatakan, antara batik Jumputan dan batik Sibori nyaris ada kedekatan dalam hal proses produksi dan bisa lebih cepat selesai. Karena itu, mendatangkan pelatih untuk mengajarkan membuat batik Sibori cukup realistis bagi warga.
Salah satu peserta pelatihan membatik Sibor, Koiriyah, mengaku, awalnya enggan untuk mengikuti program itu. Namun, begitu menerima materi pelatihan dan sekaligus praktik serta mengetahui hasilnya, ia merasa ketagihan untuk pelatihan lanjutan.
“Saya yang selama ini hanya masak di dapur dan ke sawah, waktu diajak membatik masih kurang respon. Namun, begitu mendapat penjelasan dan sekaligus praktek membuat batik sendiri, dan kita bisa menumpahkan kreativitas sendiri, malah kepingin menekuni menjadi bidang usaha baru yang bisa dan lebih menguntungkan,” tuturnya.
Henny Eka Ferdian, instruktut batik Sibori yang akrab disapa Amik mengatakan, ia akan memberikan pelatihan lanjutan hingga peserta mahir dalam membatik. Bahkan, ia berkomitmen untuk membantu hingga pemasarannya.
“Awalnya hampir semua peserta membatik ini kurang berminat. Namun, dengan motivasi hidup harus berubah lebih baik, dan contoh batik yang sudah jadi, sekaligus praktik memproses batik Sibori, ternyata mereka minta pelatihan lebih lanjut,” ujarnya. (sho)







