GRESIK (RadarJatim.id) – DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, optimistis dalam menyongsong gelaran pemilu legislatif 2024. Selain tak khawatir perolehan suaranya tergerus oleh lahirnya partai baru “sempalan PAN”, yakni Partai Ummat, PAN yang kini menempatkan 3 orang kadernya di kursi DPRD Gresik itu bahkan menargetkan, hasil pemilu 2024 mendatang mampu mendongkrak perolehan suara 100 persen, sehingga meraih 6 kursi dewan.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PAN Gresik Faqih Usman, didampingi Ketua Dewan Pakar PAN Gresik Choiruz Zimam, saat ditemui di kantor DPD PAN Gresik di Kawasan Perumahan Bunder Asri Gresik, Jumat (10/2/2023).
“Dengan bekal 3 kursi saat ini, kami yakin naik menjadi 6 kursi. Adanya wakil mereka di dewan saat ini, kepercayaan masyarakat akan makin meningkat. Selain itu, berbagai strategi peningkatan suara juga telah disiapkan oleh semua kader, khususnya yang kini sudah duduk di DPRD Kabupaten Gresik,” tandas Cak Faqih, sapaan akrab Faqih Usman yang juga 1 dari 3 anggota DPRD Gresik dari PAN itu.
Disinggung lolosnya Partai Ummat (PU) untuk menjadi peserta baru pemilu pada 2024 yang memiliki basis massa relatif sama, Cak Faqih tak merasa khawatir. Ia mengistimasi, memang akan ada konstituen yang dalam pemilu sebelumnya memilih PAN, pada pemilu 2024 akan beralih ke PU. Namun, tegasnya, angkanya tidak terlalu signifikan.
“Kami sudah memprediksi itu, khususnya dari massa kami di Muhammadiyah pengikut setia Pak Amien Rais (mantan Ketua DPP PAN yang membidani lahirnya PU, Red). Namun, tidak terlalu signifikan. Perhitungan kami paling cuma 10 hingga 15 persen, atau notok maksimal hanya sampai 20 persen saja. Dan, irisan dengan PU itu bisa kami tutup dengan segmen lain di luar basis massa Muhammadiyah,” ujarnya.
Ia mengakui, perolehan suara PAN banyak disokong oleh massa dan simpatisan Ormas keagamaan Muhammadiyah. Tetapi ia memastikan, di luar Muhummadiyah, PAN masih memiliki kantung-kantung suara lain yang lumayan besar. Kalaupun PU akan menjadikan Muhammadiyah sebagai basis massa –karena faktor Amien Rais–, ia yakin tidak terlalu banyak yang terambil dari PAN.
“Orang Muhammadiyah itu cerdas-cerdas dan rasional. Tentu bisa menimbang dengan cermat, mau beralih ke PU atau tetap di PAN. Kan semua tahu bagaimana proses pembentukan PU. Tapi, maaf, kami tidak mau terlalu masuk ke wilayah mereka. Kami lebih konsentrasi ngurusi internal massa kami yang sudah terbentuk,” tegasnya.
Bahkan, Ketua Dewan Pakar PAN Gresik, Choiruz Zimam, yakin Amien Rais yang kini di luar PAN justru menguntungkan PAN. Pasalnya, keberadaannya di PAN justru menjadi faktor dan variabel resistensi atau penolakan massa di luar Muhammadiyah, khususnya warga Nahdliyin (NU/Nahdlatul Ulama).
“Maka, begitu Pak Amien resmi mendirikan partai baru, PAN justru banyak mendapat dukungan massa dari warga Nahdliyin. Ini beda banget dengan ketika Pak Amien masih di PAN. Mau bukti lagi, salah satu anggota PAN di DPRD Gresik saat ini adalah nyel dari NU. Dan, untuk pemilu 2024 kami juga telah memasang sejumlah caleg dari public figure warga NU,” ujar mantan ketua KPU Gresik yang dikenal dengan kecendekiawanannya ini.
Karena itu, seperti disampaikan Faqih Usman, Zimam juga optimistis, target 6 kursi di dewan pada pemilu 2024, tidak asal pasang target, namun dengan kalkulasi politik yang realistis. “Katakanlah, maksimal 20 persen suara PAN keambil oleh PU, tapi PAN punya amunisi baru jauh lebih besar dari itu. Karena itu, kami berani pasang target tersebut,” ujar Zimam. (sto)







