GRESIK (RadarJatim.id) — Sebagai pendatang baru di dunia politik praktis, bukan tanpa pertimbangan matang bagi Ahmad Nailul Faroq untuk maju sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Apalagi, staf khusus Ketua DPRD Gresik ini maju di daerah pemilihan (dapil) “neraka”, yakni dapil I Kecamatan Gresik dan Kebomas, yang di dalamnya bertengger calon-calon kuat yang sudah berpengalaman.
Namun, fakta itu justru membuat aktivis muda ini makin bersemangat untuk bertarung dalam kontestasi politik pada pemilu 2024 untuk maraih kursi di DPRD Gresik. Apalagi, keberangkatannya untuk nyaleg dibarengi dengan misi untuk merealisasikan target PKB merebut 2 kursi (dari 1 kursi saat ini) di dapil Gresik-Kebomas.
PKB Gresik secara total menargetkan meraih 16 kursi dari 13 kursi yang diperoleh saat ini. Tambahan 3 kursi itu, salah satunya diharapkan dari dapil Kebomas-Gresik. Dan, masuknya Cak Nailul di “dapil neraka” ini juga diharapkan mampu merealisasikan terget tersebut.
“Fakta bahwa di dapil Gresik-Kebomas akan maju para politisi yang sudah berpengalaman dan saat ini duduk di kursi dewan, bukan menjadi penghambat atau menyurutkan langkah saya untuk maju dalam pencalegan. Saya justru semangat dan tanpa beban,” ujar Cak Nailul, sapaan akrabnya, Jumat (17/3/2023).
Baginya, maju menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) melalui PKB di bursa pemilihan legislatif (pileg) 2024 menjadi ikhtiar untuk kemaslahatan umat di Kabupaten Gresik, terutama di jalur pendidikan yang selama ini menjadi concern-nya. Lewat PKB, lanjutnya, ia ingin mengabdikan diri kepada masyarakat Kabupaten Gresik untuk menata pendidikan lebih baik, maju, dan berkembang.
“Karena itu, tiap malam saya selalu silaturrahmi dengan berbagai elemen masyarakat, minimal di dua titik pertemuan. Dengan ikhtiar melalui PKB, Insya Allah saya siap menjalankan amanah untuk kemaslahatan umat, terutama di sektor pendidikan,” ujar Cak Nailul.
Menurut pria yang kini diamanahi menjadi Stafsus Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir ini, pendidikan di Gresik saat ini bukan sedang tidak baik. Pendidikan di Gresik, katanya, sudah berjalan dan dikelola dengan baik. Tetapi, imtelek muda ini memiliki obsesi menjadikan pendidikan di Gresik makin lebih baik. Ini sangat memungkinkan jika masyarakat memberikan amanah, lewat kursi dewan yang kini diikhtiari.
“Dengan fokus pada pendidikan, saya berharap nantinya anak-anak tidak mampu yang hendak melanjutkan sekolah di tingkat SMA diberikan perhatian khusus dan serius dari pemerintah daerah. Meski pendidikan tingkat SMA masuk wilayah pemerintah provinsi, inya Allah akan kita perjuangkan hak mereka,” ujarnya.
Dengan berfokus di sektor Pendidikan, menurut pria kelahiran Gresik yang berdomisili di Perum Wiharta, Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik ini, kualitas pendidikan akan lebih merata.
“Biasanya masalah pendidikan terkendala oleh aspek ekonomi, meski sekolah sekarang sudah gratis. Ini juga salah satu poin yang harus digarisbawahi,” kata Cak Nailul.
Berikut pengalaman Cak Nailul dalam pendidikan:
- Bersama JPPI Jakarta melakukan gugatan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi RI soal usia Wajib Belajar, 2015;
- Tim Riset Anggaran Pendidikan di 27 Kabupaten/Kota bersama JPPI, 2016;
- Kordinator Tim Advokasi Akselerasi Akses Pendidikan Berkualitas di 4 Kota/Kabupaten: Malang. Tangsel, Bintan, dan Maros, 2017;
- Tim Kajian Analisis Sekolah Ramah Anak (SRA) bersama KerLip Jakarta, 2017;
- Paritisipasi Riset bersama 13 negara dalam forum RTEI (Right to Education Indeks), 2018;
- Bersama ICW (Indonesian Corruption Watch) melakukan kajian sejumlah isu termsuk pendidikan, 2018. (sto)







