GRESIK (RadarJatim.id) — Geliat musik rock di Kabupaten Gresik, Jawa Timur mulai terasa kembali setelah beberapa tahun mati suri akibat pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Para pegiat dan pengembang musik cadas ini pun kembali membangkitkan dan memberikan panggung pagi pengembangan talenta musisi muda di kota pudak ini.
Sedikitnya 3 entitas yang concern dan peduli pada kawula muda yang memiliki bakat dan kemampuan bermusik rock berkolaborasi melakukan road show lewat festival antarmusisi rock di beberapa lokasi di kota Gresik. Ketiganya adalah Damai Production yang bergerak di sound system dan lighting rental, Gress-innovatif di event organiser, dan komunitas Rock In Gresik.
Kekompakan tiga entitas musik ini diwujudkan dalam berbagai event pementasan musik rock dengan berbagai variannya yang berupaya menguatkan kembali positioning musik rock kepada publik dan penikmat musik di Gresik. Salah satunya, event pementasan musik rock di Kedai Suka Ngopi, jalan raya Sukomulyo Manyar Gresik, pada Minggu (28/1/2024) malam.
Event kedua yang digagas bersama Komunitas Gresik Vocal/G Voc kali ini sejumlah grup band. di antaranya, Sweet Daddy, Black Jack, Eske Snacustic, Makobul, serta Seniman Legrek. Event itu juga menghadirkan dua grup musik rock asal kota Surabaya, yakni Dancing Doll dan Java Blues. Mereka melantunkan tembang lawas luar negeri maupun dalam negeri era 70-90-an. Ada juga grup band yang menyanyikan lagu ciptaan sendiri di atas panggung.
Sebagai fasilitator event ini, yakni Damai Production sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rental sound sistem, lighting, LED, dan genset yang dikomandani oleh Andrew Nababan.
“Damai Production memiliki program CSR yang mewadahi kegiatan musik para musisi muda Gresik dalam sebuah platform untuk perform menghasilkan karya dan bertemu dengan musisi daerah lain yang lebih matang. Kemudian Damai Production menggandeng Komunitas Rock In Gresik dan Gress Innovation,” ujar Andrew Nababan yang mengawal langsung event ini.
Dengan mengajak musisi Surabaya berkolaborasi dengan musisi Gresik dan manggung di Gresik, Andrew mencermati jika antara musisi Gresik dan Surabaya sudah saling kenal. Selain itu, mereka memiliki link banyak, sehingga ada take and give di antara musisi tersebut. Setiap event, pihaknya memberikan support peralatan yang memadai untuk menunjang tampilan yang maksimal.
Andrew mengaku sangat optimistis dalam membangkitkan dan mengembangkan musik rock di Gresik. Peluangnya sangat terbuka karena banyak kalangan kawula muda Gresik yang memiliki kemampuan bagus, baik musisi maupun vokalnya.
“Kami optimis akan peluang untuk mengadakan event musik rock di Gresik. Dengan banyaknya event, maka otomatis akan menarik minat dan bakat pemusik lintas generasi baik muda dan generasi tua akan musik rock,” tandasnya.
Cak Ganyong, salah satu musisi rock Gresik yang juga tampil menambahkan, musisi Gresik siap berkolaborasi dengan musisi dan seniman musik rock Surabaya dan beberapa kota lain, seperti Mojokerto dan Sidoarjo, juga kota lainnya di Jawa Timur. Dengan berkolaborasi, tambahnya, para musisi bisa saling mengasah kemampuan dan saling mengisi kekurangan, sehingga pada gilirannya bisa meng-up grade kemampuan dalam bermusik.
Sementara Ketua RIG Sam Kondel menyampaikan, komunitas Rock In Gresik telah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali minat generasi muda kota pudak Gresik dalam bermusik rock.
“Untuk itu, agar berhasil tujuan tersebut, maka kami berkolaborasi dengan Damai Production dan Gress-In melaksanakan berbagai event di Kota Gresik ini. Salah satunya hajatan besar kami, yaitu volume pertama perform di Giri Hill, lalu kedua di Suka Ngopi ini. Volume ketiga rencananya akan diselenggarakan di Wahana Ekspresi Pusponegoro (WEP) dan acara puncak (volume ke-4) akan diadakan di UISI (Universitas Internasional Semen Indonesia),” ungkap Sam Kondel. (sto)







