• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Sastra/Budaya

Dunia Anak, Dunia Bermain (Bulan Berpelukan dengan Kucing)

by Radar Jatim
21 Juli 2025
in Sastra/Budaya
0
Dunia Anak, Dunia Bermain (Bulan Berpelukan dengan Kucing)
145
VIEWS

Catatan untuk Pameran Tunggal Azzahra Adiva di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, 26-31 Juli 2025)

Oleh Saiful Hadjar

Permainan sebagai salah satu unsur kerohanian yang paling fundamental dari kehidupan.
(Johan Huizinga)

Azzahra Adiva salah satu pelukis cilik Surabaya sangat beruntung di antara sejumlah pelukis cilik di kotanya. Beruntung, karena ia punya orang tua dan guru sanggar yang memiliki pemahaman dunia seni rupa, khususnya seni lukis secara kompleks. Ia tidak sebatas belajar seni lukis, sekadar mengejar eksistensi untuk anak menjadi seniman, atau bahkan sekadar menyalurkan bakat anak secara dangkal.

Belajar seni rupa (lukis) akan memiliki perspektif yang jauh, tergantung dari cara memaknai anak sebagai subjek yang kreatif dan cara mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam bentuk kegiatan berkesenian (melukis).

Bicara tentang dunia anak, tidak lain adalah dunia bermain. Setiap anak memiliki kecenderungan senang bermain. Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau kedukaan, berproses emansipatorik. Hal itu hanya tercapai dalam alam dan suasana kemerdekaan. Tentunya anak yang tidak merdeka jika tidak dapat bermain secara spontan, lepas, gembira dan puas.

Begitu juga seni rupa dalam konteks bermain, menjadi sebuah kompetisi, festival atau sejenisnya, ada aturannya. Hal ini mengingat kemerdekaan dalam seni rupa bisa bermekaran karena adanya keterikatan yang dijalani secara ikhlas dan suka rela demi suatu nilai yang tinggi, tidak dikuasai motif-motif ekstrem yang bukan bermain lagi, seperti bisnis, politik, kesombongan, gengsi, tidak sportif dan sebagainya.

Adalah kekuasaan-kekuasaan yang rasional tidak lagi bertujuan menjunjung nilai-nilai, yang sudah luntur dari kalangan dunia seni maupun kepariwisataan, tinggal formalitas berbungkus seni budaya. Sementara kebudayaan sejatinya adalah pendidikan, mencipta ruang bermain sebagai sistem berpikir (ideologi) dalam proses menyempurnakan harkat dan martabat kemanusiaan, membangun peradaban seiring dengan tantangan zaman.

Fenomena di atas tecermin pada karya-karya sosok pelukis cilik Azzahra Adiva yang mengeksplor bidang kanvas, terlihat sangat ekspresif, menghadirkan objek, warna, bentuk, nuansa dan sebaginya, yang memberikan kesan liar, bebas, dan tanpa beban dari jiwa yang merdeka. Semuanya didapat dari pembekalan oleh sanggar lukis DAUN yang mengembangkan metode bebas, mengikuti kemampuan potensi dasar yang dimiliki anak didik. Selain itu, orang tua membekalinya dengan alat-bahan, seperti cat akrilik, kuas, kanvas dan berbagai macam media lukis yang berkualitas.

Bertolak dari kesadaran dan pemahaman yang dimiliki pembina sanggar dan orang tua, sebagai modal utama memberi pemahaman seni rupa (lukisan): bahwa dunia anak merupakan dunia bermain, yakni mendidik anak dengan memberi ruang merdeka di dunianya yang diimpikan. Pendidikan adalah menyiapkan anak-anak untuk hidup, bukan hanya untuk bekerja. (John Dewey)

Berkat latihannya yang intens dan produktivitas yang tinggi, Azzahra Adiva menghasilkan karya-karya lukisan cat akrilik di atas kanvas dengan berbagai ukuran. Ia telah mengikuti beberapa kali pameran bersama pelukis senior dan mendapat penghargaan dari kompetisi melukis internasional: Picasso Internasional Art Contest Category Creative Brilliance 2025 (Gold Artist).

Kalau menengok jam terbangnya, sebenarnya masih relatif pendek. Namun, dalam dunia kreatif, namanya jam terbang tidak hanya dilihat dari lamanya waktu berkecimpung. Mengingat kematangan seorang atau katakanlah “calon seniman” ditentukan juga oleh kemampuan diri memahami proses kreatif yang dilakukan secara intens, bisa dicapai dengan waktu singkat, seperti yang dicapai Azzahra Adiva dalam waktu setahun belajar di Sanggar DAUN.

Mari kita tengok karya-karya Azzahra Adiva. Kesan pertama melihatnya, objek kucing binatang kesayangannya mendapat perlakukan istimewa. Hampir setiap karyanya tidak lupa menghadirkan kucing dengan berbagai angle. Ia menghadirkan background dengan sapuan ekspresif dan spontan.

Warna gelap-terang yang berdekatan atau hampir bersamaan jenis warnanya, menghadirkan sebuah adegan “bulan berpelukan dengan kucing”, disertai beberapa kucing ada di berbagai sudut dan berbagai ekspresi, misalnya ada kucing yang matanya membelalak dan ada pula yang memicingkan mata, diikuti dengan kehidupan tumbuhan dan berbagi obyek pilihannya. Semuanya dalam kesatuan bahasa ungkap yang naif, memberikan kesan lembut, terang, romantis dan imajinatif. Perhatikan lukisannya yang berjudul “Dunia Kucing #1” (2025) dan Dunia Kucing #2″ (2025).

Berikutnya, karya Azzahra Adiva tentang kehidupan seorang peri yang berdampingan dengan lingkungan tikus. Juga ada dua ekor naga berdempetan mengusiknya, dan sebuah planet berada di atas peri, dieksplor dengan warna kuning, ungu, kecoklatan dan sedikit putih, saling bertindihan dengan sapuan terlihat transparan di beberapa bagian, spontan, kuat dan dinamis, memberi kesan keceriaan yang mengendap: “Naga Yang Usil (2025)”

Karya-karya Azzahra Adiva bisa dibilang sangat menarik. Memperhatikan karyanya satu per satu dalam jumlah yang banyak, di antaranya berjudul: “Pintu Mimpi di Kasur” (2025), “Belajar dan Bermain” (2025), “Tata surya Versiku” (2025), “Penyelidikan Kasus Bawah Tanah” (2025) dan sebagainya.

Azzahra Adiva termasuk pelukis cilik yang kaya observasi dan penuh gairah. Bahasa ungkap visual yang naif dilakukan secara intens telah menumbuhkan kepercayaan diri yang merdeka, menemukan kebebasan yang bisa memenuhi kebutuhan jiwanya dalam bermain di atas kanvas, terlihat lancar tanpa beban. Begitu piawainya membebaskan dirinya dari keraguan, berekspresi dalam pengembaraan ruang imajinasi.

Proses kreatif dalam karya-karya lukis yang dilakukan oleh Azzahra tidak sebatas ia ingin pandai melukis. Lebih jauh, ia membangun kepribadian lewat bermain dalam konteks kebudayaan, dengan harapan menjadi manusia interdisipliner mengarungi perkembangan peradaban di sepanjang zaman. {*}

*) Saiful Hadjar, pekerja seni, tinggal di Surabaya

Tags: Azzahra AdivaBalai Pemuda SurabayaDunia AnakDunia BermainGaleri Merah PutihPameran LukisanSaiful Hajar

Related Posts

The Colour Jurney, Pameran Tunggal Lukisan Aisyah Digelar di Galeri Merah Putih

The Colour Jurney, Pameran Tunggal Lukisan Aisyah Digelar di Galeri Merah Putih

by Radar Jatim
25 Oktober 2025
0

SURABAYA (RadarJatim.id) -- Mulai Sabtu...

Kantong Plastik, Relief, Sampai Tafsir Kontemplatif dalam Pameran ‘Tiga Masa’

Kantong Plastik, Relief, Sampai Tafsir Kontemplatif dalam Pameran ‘Tiga Masa’

by Radar Jatim
24 Agustus 2025
0

(Jungkir Balik Memahami Karya Ariel...

Dialog Lintas Generasi dalam Satu Pameran: Ariel Ramadhan, Arik S. Wartono, Saiful Hadjar

Dialog Lintas Generasi dalam Satu Pameran: Ariel Ramadhan, Arik S. Wartono, Saiful Hadjar

by Radar Jatim
21 Agustus 2025
0

Catatan Henri Nurcahyo Ini pameran...

Load More
Next Post
Jadi Tuan Rumah MOOT Wali Murid Baru, SMP Al Hikmah Surabaya Buktikan Model Pendidikan Progresif dan Ramah Anak

Jadi Tuan Rumah MOOT Wali Murid Baru, SMP Al Hikmah Surabaya Buktikan Model Pendidikan Progresif dan Ramah Anak

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In