• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Hukum dan Kriminal

Pengakuan Jurnalis Tempo Saat Disiksa: Pilih UGD atau Kuburan?

by Radar Jatim
29 Maret 2021
in Hukum dan Kriminal, Lain-lain
0
Penganiayaan Jurnalis Tempo, Pimred Tuntut Kapolda Jatim Beri Tindakan
36
VIEWS


SURABAYA (RadarJatim.id) – Penyekapan dan penganiayaan terhada Jurnalis Tempo Nur Hadi yang hendak bertugas sungguh keji dan biadab. Pelaku berlagak seperti malaikat maut yang siap mencabut nyawa korban saat penyekapan.

Nur Hadi yang masih dalam kondisi sadar, masih ingat betul detail kronologi penganiayaan terhadap dirinya yang terjadi pada Sabtu (27/03/2021).

Sekitar pukul 18.25, Nur Hadi tiba di Gedung Samudra Morokembang. Sesuai penugasan, Dia bertujuan meminta konfirmasi ke bekas Direktur Pemeriksaan Ditjen Pajak Kemenkeu Angin Prayitno Aji terkait kasus suap hang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

Awalnya dia melihat situasi gedung, ternyata tidak bisa bebas keluar masuk karena harus men-scan undangan. “Saya balik ke parkiran. Lalu Fahmi (kolega Nur Hadi), yang memang saya ajak untuk menemani dari awal, memberi tahu jika pintu samping kosong,” ujar Hadi.

Mereka kemudian masuk dari pintu samping. Hadi bermaksud memotret pelaminan hanya untuk memastikan Angin yang berada di sisi kiri mempelai atau kanan. Angin berbesan dengan Kombes Ahmad Yani, mantan Karo Perencanaan Polda Jatim.

“Ternyata di depan/dekat pintu utama ada keterangan hadirin tidak boleh memfoto. Otomatis apa yang saya lakukan tadi menjadi perhatian panitia berseragam batik (yang diduga para polisi). Di dalam gedung itu juga ada banyak ajudan Angin yang memakai baju batik seragam. Saya baru tahu belakangan bahwa dia ajudan Angin,” urai korban.

Ada seseorang berseragam batik berkepala botak yang diam-diam memfoto korban. Hadi pun memfoto balik pria tersebut. “Jaga-jaga kalau ada apa-apa. Foto itu saya kirim ke Linda koleganya di kantor, sekitar pukul 19.54,” cerita Hadi.

Saat hendak keluar dari pintu samping yang sama dia sudah dihadang laki-laki berseragam batik. Dia bertanya, korban tamu dari siapa. Keluarga mempelai perempuan didatangkan ke tempat korban berdiri dan menyatakan tidak kenal.

“Setelah itu, saya dibawa ke belakang, didorong oleh ajudan Angin. Dibentak. HP saya diambil, dipegang keluarga mempelai perempuan,” ucapnya.

Hadi kemudian dibawa keluar oleh anggota TNI yang bertugas jaga di luar. Untuk diketahui, Gedung lokasi kejadian di kawasan Kodiklatal Bumimoro. Hadi kemudian dimasukkan ke mobil patroli dan dibawa ke pos mereka.

“Di sana tak lama. Saya ditanya identitas secara baik-baik. Mereka tidak ada yang memukul. Kemudian, Ada telepon masuk ke petugas di pos, saya disuruh bawa ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak,” ungkap Hadi.

“Saat di tengah perjalanan menuju Polres Tanjung Perak, ada telepon masuk bahwa saya dibawa balik ke tempat acara saja,” uajr Hadi.

Kemalangan Hadi pun tiba. Dia diturunkan di belakang Gedung Samudra Morokrembangan. Di situ, dia sudah disambut dengan beringas.

“Turun di dekat Musala. Di situ sudah ramai orang. Ada ajudan Angin, polisi, sampai puluhan. Baru turun dari mobil sudah dipukul, dikiting, ditampar,” terang Hadi.

Bahkan, Hadi masih ingat dalam pendengarannya, salah satu pengeroyok berkata dengan kejam. “Yang paling kejam si ajudan Angin. Bahkan dia sampai bilang, mau pilih UGD atau kuburan?” ucap Hadi menirukan pelaku.

Di situ juga ada menantu Angin atau Ahmad Yani, polisi juga, bermaksud memberi uang sekitar Rp 600 ribu kepada Hadi. “Saya menolak. Sebagai balasan, saya ditampar dan ditendang lagi. Dia memaksa saya memegang uang itu lalu difoto-foto,” cerita Hadi.

Ajudan Angin juga bilang, “Tempo itu kemarin foto-foto rumah Pak Angin. Kamu mau kubawa ke Jakarta? Nggak bakalan lihat matahari besok pagi.”

Ajudan Angin lalu memukul perut, dada, menggampat kuping. “Tiap dia bertanya, saya belum menjawab, dia langsung main tampar. Saya disuruh menengadah. Saya sempat salah buka password HP, juga langsung ditampar, jotos,” imbuhnya.

Pria beringas yang belum diketahui identitasnya ini juga memaksa membuka hp dan email korban. Kalau korban menolak ia terus disiksa. “Mereka merestart hp saya. Semua data-data saya hilang,” sesal Hadi.

Para anak asuh Kombes Ahmad Yani juga mengerubungi. Mereka bertanya, dikiranya Tempo mau menulis soal resepsi. “Padahal sudah berulang kali saya jelaskan bahwa kami hanya ingin konfirmasi ke Angin terkait kasus korupsi,” tegasnya.

Nur Hadi mengingat, kejadian penyekapan dan penyiksaan ini berlangsung sekitar dua jam. Selama itu Orang-orang yang setiap bertanya, sambil menampar dan menjotos saya. “Saya diperlakukan seperti maling. Bahkan lebih buruk,” ucap Hadi.

Setelah resepsi selesai. Semua ajudan Angin ikut balik ke Jakarta pada malam yang sama. Korban kemudian diserahkan ke anak asuh Kombes Ahmad Yani, Pak Purwanto dan Firman.

“Mereka juga tadinya ikut menjotos saya. Keduanya mengaku anggota Binmas Polda Jatim. Saya dan Fahmi dibawa Pak Pur dan Firman ke Hotel Arcadia, seberang JMP. Di sana obrolan mulai cair. Oiya, Fahmi tidak diapa-apakan karena sedari awal saya bilang Fahmi nggak diapa-apain,” urai Hadi.

Korban terus diajak mengobrol dua petugas ini. “Mau dibawa ke mana Mas? Pelabuhan Tanjung Perak atau ke mana? Mas tanggung jawabku,” ucap Hadi menirukan ucapan petugas yang mengantarnya.

Saat di hotel, korban kembali dipaksa menerima uang. Namun, ia kembali menolak dan memberikan penjelasan.

“Saya kembali menyampaikan saya tidak bisa menerima uang itu. Kalaupun saya bawa, nanti akan dikembalikan oleh redaktur entah bagaimana caranya. Pur dan Firman sempat emosi. “Sudahlah bawa saja. Ini sebagai pengganti hp rusak.” ungkap Hadi.

“Kami ngobrol di hotel sekitar satu jam. Mereka butuh jaminan bahwa foto tidak akan keluar. Saya memastikan itu berkali-kali. Mereka koordinasi langsung dengan Ahmad Yani. Segala omongan direkam dan dikirim ke Ahmad Yani. Bahkan saat saya menelepon Linda atau Moses menggunakan HP Fahmi juga mereka rekam dan dikirim ke Ahmad Yani,” urai korban.

Mereka juga meminta ini dianggap aja selesai dan mengantar sampai rumah. Kalau tidak mau diantar, mereka mengancam akan menjerat saya dengan UU ITE.

“Saya kemudian tiba di rumah sekitar pukul 01.00, diantar mereka. Saat hendak turun dari mobil, saya menaruh uang itu di dekat persneleng mobil,” tutup Hadi. (Psy)

Tags: Jurnalis TempoPenganiayaan jurnalis

Related Posts

Kapolda Jatim Bentuk Tim Khusus Usut Penganiayaan Jurnalis Tempo

Kapolda Jatim Bentuk Tim Khusus Usut Penganiayaan Jurnalis Tempo

by Radar Jatim
31 Maret 2021
0

SURABAYA (RadarJatim.id) - Polda Jawa...

Puluhan Wartawan Tantang Polisi Tuntaskan Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo

Puluhan Wartawan Tantang Polisi Tuntaskan Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo

by Radar Jatim
30 Maret 2021
0

SURABAYA (RadarJatim.id) - Puluhan jurnalis...

Penganiayaan Jurnalis Tempo, Pimred Tuntut Kapolda Jatim Beri Tindakan

Penganiayaan Jurnalis Tempo, Pimred Tuntut Kapolda Jatim Beri Tindakan

by Radar Jatim
28 Maret 2021
0

SURABAYA (RadarJatim.id) - Kekerasan dan...

Load More
Next Post
Puluhan Wartawan Tantang Polisi Tuntaskan Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo

Puluhan Wartawan Tantang Polisi Tuntaskan Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In