• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Artikel dan Opini

Menimang Lela Ledhung (Catatan di Hari Ibu)

by Radar Jatim
22 Desember 2021
in Artikel dan Opini
0
Menimang Lela Ledhung (Catatan di Hari Ibu)
117
VIEWS

Oleh ADRIONO

Di bandar udara Yogyakarta International Airport (YIA) seorang ibu muda sibuk menenangkan putranya yang merengek. Dia kelayu, menangis ingin ikut ayahnya yang hendak pergi naik pesawat. Sang ibu mencoba menyelimurkan, mengalihkan perhatian, buah hatinya dengan mendekati pemain gender yang beraksi di kaki patung bocah angon sapi. Lalu membujuknya dengan melantunkan tembang Jawa Lela Ledhung:

Tak lela, lela lela ledhung.

Cep menenga aja pijer nangis.

Anakku sing ayu (bagus) rupane.

Yen nangis ndak ilang ayune (baguse).

Kemudian datang wanita berbusana modis duduk mendekat. Mengambil biola dari kotak dan sigap mengiringi alunan nada itu. Si anak pun menjadi tenang bahkan ikut memukul-mukul gender.

Sekelompok calon penumpang yang rebahan di taman jadi tertarik dan bangkit, lalu berangsur bergabung. Ada yang memainkan cello, juga violin. Ada yang menimpali dengan perkusi dan tiupan saksopon. Adegan berikutnya segera bisa ditebak. Itu sebuah pertunjukan flashmob. Pementasan gaya “dadakan” yang sedang ngetren saat ini. Dimainkan dengan bagus oleh grup Royal Orchestra. Dan kita dapat menonton setiap saat di channel Kraton Jogja.

Meski dikemas dengah sajian orkestra saya masih bisa merasakan sentuhannya. Pesannya masih saja mengena. Apalagi pada bagian intronya, dibuka dengan laras pelog pathet barang, Lela Ledhung masih kental jiwa Jawanya.

Ini lagu lama dengan lirik bermakna. Berbagai cover dan versi telah dibikin orang dan bertebaran videonya di You Tube.  Sebuah lagu tentang ibunda yang bingung karena anaknya terus menangis padahal sudah digendong selendang batik kawung.

Eloknya, dalam kerepotan tersebut sang ibu tidak menggunakan hardikan atau pelototan mata untuk membungkam tangis anaknya. Dia lebih memilih menggunakan pendekatan budaya sebagai solusi. Mendendangkan tembang yang menyenangkan, menenteramkan, sekaligus menyuarakan pujian dan harapan. 

Tak gadhang bisa urip mulya.

Dadiya wanita (satriya) utama.

Ngluhurke asmane wong tuwa.

Dadiya pendhekaring bangsa.

Senandung lembut itu menggumamkan doa. Berharap buah hatinya kelak mendapati hidup mulia dan mengharumkan nama orang tua. Tidak hanya doa “egois”  demi  kepentingan  domestik keluarga semata. Ternyata juga mengandung muatan nasionalisme dengan memohon agar sang anak nanti menjadi pendekar bangsa.

Sungguh begitu mendengar Lela Ledhung saya jadi teringat kembali dengan emak saya yang sudah wafat. Perempuan teguh yang menghadapi himpitan hidup tanpa mengeluh. Sosok yang selalu menyertai langkahku dengan untaian doa. Dan di setiap kepergianku, diam-diam dirinya menyelipkan di sakuku ribuan restu.

Membayangkan bahwa isi syair Lela Ledhung itu juga merupakan harapan emak, maka saya jadi merasa masih terbebani. Sebab hingga kini belum tertunaikan sepenuhnya. Saya belum mampu menjadi satria utama yang mengharumkan nama keluarga. Apalagi menjadi pendekar bangsa, sebab saya masih sering menjadi penonton saja. Malah kadang masih tergoda nyinyir mengomentari orang lain yang justru telah berbuat nyata untuk negara dan sesama.  

Meski lirik Lela Ledhung ciptaan Markasan ini demikian apik, bukan berarti tanpa kritik. Dalam lagu itu ada dua larik kalimat bujukan yang khas orang kuno: irasional. Mereka mengendalikan perilaku bocah dengan menakut-nakuti mereka dengan media hantu, mitos, dan gugon tuhon. “Sudah diamlah. Lihat itu, rembulan purnama seperti raksasa menyeramkan. Sedang mencari anak yang menangis.”

Wis cep menenga anakku.

Kae mbulane ndadari.

Kaya buto nggegilani.

Lagi nggoleki cah nangis.

Ya, sudah saatnya jurus intimidatif-mistis seperti itu ditinggalkan. Diganti dengan persuasi yang lebih mendidik dan masuk di akal sehat. Anak perlu dipahamkan akan konsekuensi dari segala tindakannya. Setidaknya diselimurkan kegiatan kegiatan yang positif. Tentu bukan dengan cara pintas yang gampangan. Begitu anak rewel sedikit langsung disodori smarphone. “Nih main ini. Sudah diaam!” Si anak pun tertunduk tenang. Terbuai dalam asuhan kasih sayang semu ibunda androidnya. 

Selamat hari ibu. (*)

*) Penulis adalah pemerhati budaya dan pekerja mandiri.

Tags: hari ibulela ledhungroyal orchestra

Related Posts

Nilai dan Ampunan

Hari Ibu atau Hari Guru

by Radar Jatim
22 Desember 2024
0

Oleh: Moh. Husen* Ingin rasanya...

Peringati Hari Ibu, Bambang Haryo Beri Bantuan Ke Ibu Pelaku UMKM yang Anaknya ABK

Peringati Hari Ibu, Bambang Haryo Beri Bantuan Ke Ibu Pelaku UMKM yang Anaknya ABK

by Radar Jatim
21 Desember 2024
0

SIDOARJO (RadarJatim.id) Dalam rangka Hari...

Peringati Hari Ibu bersama Muslimat NU Gresik, Bu Min: Kunci Menjadi Ibu yang Mulia Adalah Ikhlas

Peringati Hari Ibu bersama Muslimat NU Gresik, Bu Min: Kunci Menjadi Ibu yang Mulia Adalah Ikhlas

by Radar Jatim
8 Januari 2023
0

GRESIK (RadarJatim.id) -- Hadirnya sosok...

Load More
Next Post
H Khulaim Junaidi Mengucapkan Selamat Hari Ibu

H Khulaim Junaidi Mengucapkan Selamat Hari Ibu

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In