BANYUWANGI (RadarJatim.id) – Di kalangan pelaku pebisnis batu mulia, nama Ainur Rofiq cukup familiar. Pasalnya, Rofiq sapaan akrabnya, selain menjalankan praktik wirausaha batu mulia di pasar Banyuwangi, dia juga merupakan salah satu dosen di Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Aktivitasnya sebagai dosen membuat Rofiq mudah diingat oleh komunitas batu mulia, termasuk para pelanggannya. Hal itu disampaikan salah satu pelanggan yang enggan disebut namanya. Pelanggan tersebut mengaku puas setiap kali bertransaksi dengan Rofiq.
“Pak Rofiq itu dosen, jadi mudah kita ingat. Kan jarang ada dosen mau berdagang di pasar seperti Pak Rofiq ini. Dan saya selalu menemukan barang (batu mulia, Red) yang saya cari di Pak Rofiq dan saya senang dengan barang tersebut,” ujar pria yang enggan disebutkan namanya, Senin (20/11/2023).
Sementara itu, Rofiq menjelaskan kepada awak media beberapa jenis dan harga dari batu mulia yang ia jual. Nominalnya bervariatif disesuaikan dengan segmentasinya. Dewan Pembina HIPMI dan Wakil Sekretaris KADIN Banyuwangi ini mencoba mengakomodir kebutuhan pelanggan.
“Semua konsumen coba saya layani. Ada juga yang kelas perhiasan pasar, dengan harga 1 juta ke bawah. Ada yang kelas atas untuk investasi. Seperti Berlian, Mirah atau Ruby, Saphire, Emerald atau Jamrud, Cat eye Crysoberyl dan lain sebagainya,” terangnya.
Rofiq mengaku, bisnis batu mulia ini telah ia jalani sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya hobi saja. Lalu dia kembangkan menjadi ladang bisnis yang menurutnya hasilnya bisa dikatakan lumayan untuk menopang kebutuhan hidup.
“Hasilnya, ya lumayan, bisa membantu 7 orang karyawan. Rencana mau buka toko di setiap kecamatan,” ucapnya.
Dosen program studi Pendidikan Agama Islam ini juga menceritakan pasang surutnya dalam berniaga akik ini. Baginya dinamika tersebut wajar belaka.
“Jadi pengusaha itu kan memang harus bermental baja, tidak mudah menyerah dan putus asa,” ungkapnya.
Selain dosen dan pebisnis, tatkala awak media menyinggung soal politik, Rofiq menjawab untuk sementara dirinya menjadi makmum saja. Dari dulu hingga sekarang, belum terbersit dalam dirinya untuk ikut kontestasi calon legislatif. (HSN)